Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya hidroponik. Air adalah sistem transportasi dasar pada hidroponik karena melarutkan dan mengangkut nutrisi ke tanaman dan sistem akarnya. Disisi lain, air juga melarutkan banyak kotoran yang dapat membahayakan tanaman. Kotoran ini tidak dapat dengan mudah dideteksi secara visual.
Beberapa pemula terkadang membuat asumsi yang salah mengenai kualitas air karena hanya melihat dari tampak luar. Dengan asumsi bahwa air yang jernih dan tidak berbau yang didapatkan dari keran adalah air murni, dan aman untuk tanaman mereka. Asumsi lain yang beredar adalah aman untuk konsumsi manusia, jadi mengapa tidak untuk tanaman, kedua hal ini merupakan kekeliruan. Tanaman cenderung lebih sensitif terhadap air tertentu daripada manusia. Terkadang ada kotoran yang tertinggal di “Air Minum ” yang menjadi masalah bagi tanaman, terutama dalam sistem hidroponik, walaupun sejatinya aman untuk dikonsumsi manusia. Air minum pada umumnya diolah dengan bahan kimia agar dapat menghasilkan kualitas layak minum. Spesifikasi air minum ini berlaku untuk membuat air yang aman bagi manusia, tetapi belum tentu aman untuk tanaman.
Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan sejumlah masalah pertumbuhan tanaman termasuk pertumbuhan yang terhambat, keracunan mineral atau gejala kekurangan, penumpukan elemen yang tidak diinginkan dalam jaringan tanaman, kontaminasi bakteri, dll. Sehingga kualitas sumber air harus dipertimbangkan. Ada banyak penyebab yang dapat mempengaruhi kualitas air, antara lain:
Air hujan
Hujan dapat menjadi sumber yang bagus untuk air bersih secara gratis, namun tergantung pada bagaimana dan di mana air hujan dikumpulkan dan disimpan. Jika tidak dikumpulkan atau disimpan pada wadah yang tepat, air hujan dapat mengandung kontaminan. Daerah dengan polusi tinggi akan menghasilkan hujan asam sebagai hasil dari tetesan hujan yang mengumpulkan dan menahan polutan dalam perjalanan turun dari awan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap besi galvanis atau talang hujan bisa mengandung seng tingkat tinggi. Air yang disimpan di tangki semen baru dapat mengandung mineral yang telah larut ke dalamnya dari semen. Disarankan untuk menguji air hujan sebelum menggunakannya untuk tanaman hidroponik anda.
Mineral
Air sebagai pelarut yang sangat baik melarutkan sejumlah besar zat termasuk mineral. Beberapa di antaranya memang bermanfaat, namun jika jumlahnya terlalu berlebih hal ini justru dapat membahayakan tanaman. Untuk memastikan bahwa tidak ada mineral yang berlebih atau mineral berbahaya bagi tanaman di dalam air, dengan menggunakan reverse osmosis hal ini dapat menghilangkan> 90% ion. Air dengan konsentrasi ion yang rendah direkomendasikan untuk pertumbuhan tanaman.
Klorinasi
Pusat pengolahan air khususnya di daerah perkotaan sering menggunakan klorinasi untuk mengontrol tingkat bakteri dan patogen. Kadar klorin aktif yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman, terutama buah dan sayuran sensitif seperti salad sayuran, stroberi, dan lainnya. Namun kabar baiknya, klorin sangat mudah menguap dan menguap dengan cepat saat bersentuhan dengan udara. Untuk menghindari kerusakan, anda dapat menempatkan air berklorin di tempat penyimpanan terbuka dan membiarkan 48 hingga 72 jam (tergantung konsentrasi klorin), klorin akan menghilang sebelum digunakan untuk dicampur dengan larutan nutrisi. Ketika kadar klorin aktif turun di bawah 1ppm, maka klorin aman digunakan untuk tanaman. Sebelum menghilangkan klorin, pastikan bahwa air benar-benar mengandung klorin, dan bukan kloramin. Hal ini karena kloramin tidak dapat dihilangkan dengan distilasi, membiarkan kloramin menguap, atau bahkan dengan sistem RO standar. Kloramin baru dapat dihilangkan dengan unit RO khusus yang dibuat untuk menyaring kloramin (yaitu sistem deionizer RO 5 tahap).
Besi dan Bakteri Besi
Besi dalam bentuk besi hidroksida umumnya terdapat pada sumber air tanah, biasanya ditemukan di daerah dengan endapan pasir besi atau bijih besi. Walupun besi hidroksida tidak berbahaya secara langsung bagi tanaman tetapi akan menyebabkan masalah penyumbatan di berbagai komponen instalasi hidroponik. Jika tidak dihilangkan bakteri besi akan mengkonsumsi berbagai nutrisi yang disediakan untuk pertumbuhan tanaman. Pada kasus ini besi Hidroksida dapat dihilangkan dengan aerasi dan pengendapan, atau flokulasi dengan agen yang berbeda. Sedangkan bakteri besi dapat dihilangkan dengan sterilisasi air atau larutan nutrisi.
Suhu Air
Suhu larutan nutrisi harus berkisar antara 65 hingga 80 derajat Fahrenheit (18 hingga 26 derajat Celcius). Sebelum menambahkan air ke tempat penyimpanan, ada baiknya untuk membiarkannya mencapai suhu yang sama dengan air yang telah disimpan pada tempat penyimpanan. Tanaman tidak menyukai perubahan suhu yang cepat, terutama di daerah perakaran.
Bakteri dan Patogen
Air yang berasal dari sumur, aliran kolam, dll. Sering mengandung organisme yang harus dibuang sebelum air dapat digunakan dalam formulasi nutrisi. Yang paling umum dari ‘patogen’ ini adalah Pythium, yang dapat menyerang tanaman jika terdapat dalam konsentrasi spora yang cukup. Selain itu, bakteri melepaskan ion dan bahan organik, yang dapat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.
Kualitas air yang stabil diperlukan agar hidroponik dapat beroperasi dengan bak sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem penjernihan air termasuk teknologi Reverse Osmosis (RO) untuk menghasilkan air sesuai kebutuhan. Penggunaan RO untuk meminimalkan fluktuasi kualitas air keran dan menurunkan konsentrasi beberapa kontaminan.