Hidroponik dan akuaponik merupakan sebuah sistem penanaman tanpa media tanah. Keberadaan hidroponik dan akuaponik dapat menjadi solusi pada permasalahan klasik pertanian yaitu keterbatasan lahan. Namun ada beberapa perbedaan mendasar anatar hidroponik dan akuaponik, simak selengkapnya pada artikel berikut.
Metode
Metode bercocok tanam menggunakan air sebagai media tanam pengganti tanah disebut hidroponik. Sedangkan akuaponik adalah perpaduan antara aquaculture (budidaya ikan) dengan hidroponik secara terintegrasi. Singkatnya, hidroponik menekankan pada penggunaan air sebagai media tanam sedangkan akuaponik menakankan pada kolaborasi kegiatan pertanian dengan perikanan.
Nutrisi
Sistem hidroponik sangat bergantung pada nutrisi yang diberikan, karena hidup dan matinya tanaman hidroponik bergantung pada asupan nutrisi. Pertumbuhan tanaman akan optimal jika kebutuhan nutrisi tercukupi dalma hal ini tidak berlebih dan kekurangan. Berbeda dengan akuaponik, nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman diperoleh dari proses penguraian kotoran ikan. Kotoran yang diperoleh dari limbah kegiatan budidaya ikan akan diuraikan dan diubah menjadi nutrisi tertentu melalui proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri. Kondisi optimal yang dijaga pada akuaponik adalah keseimbangan keberadaan ikan, pertumbuhan tanaman serta kemampuan bakteri dalam mengolah kotoran ikan untuk pertumbuhan tanaman.
Kompleksitas Spesies
Saat hidroponik hanya berhadapan dengan satu species, yaitu tanaman. Berbalik dengan akuaponik yang harus menjaga kestabilan minimal 4 species yang berbeda yaitu, tanaman, ikan, dan minimum dua species bakteri yang berbeda. Setiap species tersebut menuntut pH optimal yang berbeda pula. Oleh karena itu, tingkat komplesitas akuaponik menjadi jauh lebih tinggi.
Kebersihan
Standar kebersihan hidroponik jauh lebih tinggi dibandingkan akuaponik. Dalam berhidroponik segala harus bersih dan steril, bahkan media tanam yang digunakan juga harus disterilkan terlebih dahulu. Hal ini tidak berlaku pada akuaponik, ketergantungan yang tinggi kepada bakteri-bakteri berharganya menyebabkan kebersihan perlu dijaga namun perlu dipertimbangkan lebih jauh terkait ada bebrapa spesies yang tidak dapat hidup jika terlalu steril dan bersih.
Kebutuhan Air
Sistem hidroponik memerlukan adanya penggantian air secara teratur. Hal ini terjadi karena adanya pemberian suplemen pada air hidropinik sehingga nutrisi yang terkandung dalam air akan terakumulasi. Akumulasi nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Sedangkan sistem aquaponik dalam pemeliharaan sehari-ahri hanya memerlukan air tambahan untuk kolam budidaya ikan. Pergantian air secara keseluruhan baru dilakukan ketika terdapat penyakit pada ikan atau adanya pencemaran pada air kolam.
Risiko Penyakit
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa standar kebersihan hidroponik lebih tinggi dibandingkan akuaponik. Oleh karena itu, jauh lebih mudah bagi pelaku hidroponik untuk menjaga tanamannya dari masalah mikroorganisma daripada pelaku akuaponik. Demikian juga dalam menghadapi hama dan penyakit, pelaku hidroponik hanya perlu mempertimbangkan tindakan yang dliakukan terhadap satu species, yaitu tanaman. Sedangkan akuaponik perlu mempertimbangkan dampaknya ke ikan dan bakteri-bakteri yang dibutuhkan.
Penanganan hama dan penyakit lebih mudah dilakukan pada kegiatan hidroponik. Karena hidroponik menuntut seluruh kegiatan dilakukan secara steril, jumlah spesies yang sedikit serta umumnya berfokus pada satu jenis tanaman. Ketika terdapat permasalahan hama dan penyakit, penanganan dapat langsung dilakukan tanpa mengindahkan keberadaan ikan atau spesies lainnya. Berbeda dengan akuaponik. Selain memperhatikan keberadaan bakteri sebagai bagian dari sistem, penanganan hama penyakit pada satu jenis misal tanaman, diupayakan untuk tidak mengganggu spesies lain atau lingkungan spesies tersebut.
Suhu dan Ph
Bercocok tanam dengan sistem hidroponik membutuhkan suhu di bawah 22oC dengan suhu optimal ketika air dalam kondisi hangat. Adapun rentang pH yang diperbolehkan adalah 5,5 – 6. ph. Untuk akuaponik, suhu yang digunakan mengacu pada kebutuhan ikan yang dibudidayakan. Adapun pH optimal yang diperbolehkan mendekatai posisi normal atau dalam rentang 6,8 – 7 .
Waktu Operasional
Kehidupan hidroponik yang sangat bergantung pada nutrisi memiliki sisi positif, karena dengan hal ini pertumbuhan dapat dikontrol, beberapa tanaman bahkan dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan cara konvensional. Sedangkan akuaponik, karena memiliki kompleksitas spesies, maka hal yang penting dalam kehidupan akuaponik adalah menjaga keseimbangan. . Sedapat mungkin seluruh sistem dijaga untuk tetap stabil dan tidak berubah. Diperlukan waktu yang lebih lama sebelum kegiatan aquaponik bias berjalan dan menghasilkan. Saat pertama kali dilakukan, budidaya ikan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Membutuhkan waktu beberapa bulan untuk proses nitrifikasi atau mengubah kotoran menjadi nutrisi tanaman sampai proses in