air nutrisi hidroponik

CARA PENGGANTIAN AIR NUTRISI HIDROPONIK

Sumber : hidroponikpedia.com

Salah satu unsur penting dalam proses berkebun hidroponik adalah tahap pemberian air nutrisi pada tanaman. Air nutrisi dibutuhkan oleh tanaman hidroponik sebagai sumber unsur hara yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan tanaman. Pemberian air nutrisi pun tidak boleh sembarangan karena harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.

Baca https://farmee.id/tabel-ph-dan-ppm-tanaman-hidroponik/.

Untuk itu, Yuk simak artikel cara penggantian air nutrisi hidroponik berikut ini

Kapan Waktu Penggantian Tanaman Hidroponik ?

Waktu yang tepat digunakan untuk mengganti air hidroponik adalah saat stok air pada bak nutrisi telah melewati batas minimum. Untuk menjaga pertumbuhan tanaman hidroponik agar stabil, maka salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah untuk menjaga stok nutrisi tersebut agar selalu tersedia.

Seiring dengan pertumbuhan tanaman hidroponik, stok air hidroponik tersebut terus berkurang. Oleh karena itu, pada saat stok air tersebut berada di batas minimum, maka perlu dilakukan penambahan air hidroponik tersebut.

Selain itu, waktu yang tepat digunakan untuk mengganti air hidroponik adalah ketika komposisi air hidroponik tersebut berubah dikarenakan faktor lingkungan atau karena cuaca yang tidak menentu. Terkadang komposisi air hidroponik dapat berubah dikarenakan faktor lingkungan maupun cuaca sebagai contoh apabila terjadi hujan, maka ph pada air nutrisi akan berubah. Disaat itu diperlukan penggantian air nutrisi disesuaikan dengan perubahan komposisi pada air nutrisi tersebut. Sehingga tanaman bisa kembali tumbuh normal setelah penggantian dengan larutan nutrisi yang baru tersebut.

Langkah – Langkah Penggantian Air

Sebelum melakukan penggantian air hidroponik, perlu diketahui bahwa langkah penggantian air hidroponik ini juga sebagai langkah penggantian nutrisi pada sistem hidroponik. Hal ini dikarenakan selain air nutrisi pada sistem hidroponik diganti, air nutrisi juga sekaligus dilakukan penambahan. Berikut langkah-langkah cara penggantian air nutrisi hidroponik :

  • Cek terlebih dahulu stok air nutrisi yang berada pada bak nutrisi sistem hidroponik yang kita pakai dengan cara membuka tutup bak nutrisi.
  • Apabila stok air nutrisi pada sistem hidroponik tersebut telah berkurang lebih dari volume awal, maka penggantian air nutrisi dapat dilakukan. Tutup kembali bak nutrisi dan siapkan langkah selanjutnya.
  • Langkah selanjutnya adalah melarutkan air nutrisi yang akan digunakan untuk mengganti atau menambah stok air nutrisi diatas. Caranya, siapkan larutan nutrisi baku, air secukupnya, dan ember terlebih dahulu. Baca https://farmee.id/manajemen-ph-hidroponik/
  • Siapkan air pada ember, lalu ambil beberapa tetes larutan nutrisi baku yang telah siap, lalu campurkan pada air di ember dan aduk hingga merata.
  • Sesuaiakan ppm larutan menggunakan tds meter yang disesuaikan dengan jenis sayuran yang ditanam. Kalau kadar ppm tersebut masih kurang, tambahkan beberapa tetes larutan nutrisi baku, tetapi kalau ppm kelebihan, tambahkan airnya. Ukur kembali menggunakan tds meter hingga ppm sesuai dengan jenis sayuran yang ditanam.
  • Setelah ppm larutan nutrisi sudah sesuai, masukkan larutan tersebut ke dalam bak nutrisi pada sistem hidroponik yang digunakan tanpa harus mengurangi stok air nutrisi pada bak tersebut.
  • Aduk air nutrisi yang telah diganti atau ditambah tersebut hingga merata, dan penggantian air nutrisi selesai dilakukan.

Itulah beberapa langkah-langkah yang teman berkebun dapat lakukan dalam mengganti air hidroponik. Penggantian air nutrisi ini dapat dilakukan untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tidak kekurangan nutrisi hidroponik.

Tertarik Mencoba Hidroponik?

Farmee.id menyediakan paket instalasi hidroponik dan peralatan pendukung hidroponik lainnya. Ditambah lagi terdapat sesi pendampingan sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun? Kontak kami sekarang melalui nomor di sini atau DM di Instagram

drop-3698073

Air Untuk Kehidupan Hidroponik

Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya hidroponik. Air adalah sistem transportasi dasar pada hidroponik karena melarutkan dan mengangkut nutrisi ke tanaman dan sistem akarnya. Disisi lain, air juga melarutkan banyak kotoran yang dapat membahayakan tanaman. Kotoran ini tidak dapat dengan mudah dideteksi secara visual.

Beberapa pemula terkadang membuat asumsi yang salah mengenai kualitas air karena hanya melihat dari tampak luar. Dengan asumsi bahwa air yang jernih dan tidak berbau yang didapatkan dari keran adalah air murni, dan aman untuk tanaman mereka. Asumsi lain yang beredar adalah aman untuk konsumsi manusia,  jadi mengapa tidak untuk tanaman, kedua hal ini merupakan kekeliruan.  Tanaman cenderung lebih sensitif terhadap air tertentu daripada manusia. Terkadang ada kotoran yang tertinggal di “Air Minum ” yang menjadi masalah bagi tanaman, terutama dalam sistem hidroponik,  walaupun sejatinya aman untuk dikonsumsi manusia. Air minum pada umumnya diolah dengan bahan kimia agar dapat menghasilkan kualitas layak minum. Spesifikasi air minum ini berlaku untuk membuat air yang aman bagi manusia, tetapi belum tentu aman untuk tanaman.

Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan sejumlah masalah pertumbuhan tanaman termasuk pertumbuhan yang terhambat, keracunan mineral atau gejala kekurangan, penumpukan elemen yang tidak diinginkan dalam jaringan tanaman, kontaminasi bakteri, dll. Sehingga kualitas sumber air harus dipertimbangkan. Ada banyak penyebab yang dapat mempengaruhi kualitas air,  antara lain:

Air hujan

Hujan dapat menjadi sumber yang bagus untuk air bersih secara gratis, namun tergantung pada bagaimana dan di mana air hujan dikumpulkan dan disimpan. Jika tidak dikumpulkan atau disimpan pada wadah yang tepat, air hujan dapat mengandung kontaminan. Daerah dengan polusi tinggi akan menghasilkan hujan asam sebagai hasil dari tetesan hujan yang mengumpulkan dan menahan polutan dalam perjalanan turun dari awan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap besi galvanis atau talang hujan bisa mengandung seng tingkat tinggi. Air yang disimpan di tangki semen baru dapat mengandung mineral yang telah larut ke dalamnya dari semen. Disarankan untuk menguji air hujan sebelum menggunakannya untuk tanaman hidroponik anda.

Mineral

Air sebagai pelarut yang sangat baik melarutkan sejumlah besar zat termasuk mineral. Beberapa di antaranya memang bermanfaat, namun jika jumlahnya terlalu berlebih hal ini justru dapat membahayakan tanaman. Untuk memastikan bahwa tidak ada mineral yang berlebih atau mineral berbahaya bagi tanaman di dalam air,  dengan menggunakan reverse osmosis hal ini dapat menghilangkan> 90% ion. Air dengan konsentrasi ion yang rendah direkomendasikan untuk pertumbuhan tanaman.

Klorinasi

Pusat pengolahan air khususnya di daerah perkotaan sering menggunakan klorinasi untuk mengontrol tingkat bakteri dan patogen. Kadar klorin aktif yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman, terutama buah dan sayuran sensitif seperti salad sayuran, stroberi, dan lainnya. Namun kabar baiknya, klorin sangat mudah menguap dan menguap dengan cepat saat bersentuhan dengan udara. Untuk menghindari kerusakan, anda  dapat menempatkan air berklorin di tempat penyimpanan terbuka dan membiarkan 48 hingga 72 jam (tergantung konsentrasi klorin), klorin akan menghilang sebelum digunakan untuk dicampur dengan larutan nutrisi. Ketika kadar klorin aktif turun di bawah 1ppm, maka klorin aman digunakan untuk tanaman. Sebelum menghilangkan klorin, pastikan bahwa air benar-benar mengandung klorin, dan bukan kloramin.  Hal ini karena kloramin tidak dapat dihilangkan dengan distilasi, membiarkan kloramin menguap, atau bahkan dengan sistem RO standar. Kloramin baru dapat dihilangkan dengan unit RO khusus yang dibuat untuk menyaring kloramin (yaitu sistem deionizer RO 5 tahap).

Besi dan Bakteri Besi

Besi dalam bentuk besi hidroksida umumnya terdapat pada sumber air tanah, biasanya ditemukan di daerah dengan endapan pasir besi atau bijih besi. Walupun besi hidroksida tidak berbahaya secara langsung bagi tanaman tetapi akan menyebabkan masalah penyumbatan di berbagai komponen instalasi hidroponik. Jika tidak dihilangkan bakteri besi akan mengkonsumsi berbagai nutrisi yang disediakan untuk pertumbuhan tanaman. Pada kasus ini besi Hidroksida dapat dihilangkan dengan aerasi dan pengendapan, atau flokulasi dengan agen yang berbeda. Sedangkan bakteri besi dapat dihilangkan dengan sterilisasi air atau larutan nutrisi.

Suhu Air

Suhu larutan nutrisi harus berkisar antara 65 hingga 80 derajat Fahrenheit (18 hingga 26 derajat Celcius). Sebelum menambahkan air ke tempat penyimpanan,  ada baiknya untuk membiarkannya mencapai suhu yang sama dengan air yang telah disimpan pada tempat penyimpanan.  Tanaman tidak menyukai perubahan suhu yang cepat, terutama di daerah perakaran.

Bakteri dan Patogen

Air yang berasal dari sumur, aliran kolam, dll. Sering mengandung organisme yang harus dibuang sebelum air dapat digunakan dalam formulasi nutrisi. Yang paling umum dari ‘patogen’ ini adalah Pythium, yang dapat menyerang tanaman jika terdapat dalam konsentrasi spora yang cukup. Selain itu, bakteri melepaskan ion dan bahan organik, yang dapat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Kualitas air yang stabil diperlukan agar hidroponik dapat beroperasi dengan bak sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem penjernihan air termasuk teknologi Reverse Osmosis (RO) untuk menghasilkan air sesuai kebutuhan. Penggunaan RO untuk meminimalkan fluktuasi kualitas air keran dan menurunkan konsentrasi beberapa kontaminan.

shutterstock_553798978-1-768x512-2

Kondisi optimal pertumbuhan hidroponik

Pertumbuhan dengan sistem hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa tanah. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pecinta hidroponik untup dapat memaksimalkan hasil panen melalui pertanian hidroponik. Berikut beberapa faktor atau syarat kondisi optimal pertumbuhan hidroponik yang harus diperhatikan.

Cahaya dalam hidroponik

Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan kondisi optimal kebutuhan sinar matahari dalam pertumbuhan hidroponik idealnya selama 8-10 jam per hari. Jika tidak memungkinkan mendapat sinar matahari, dapat menggunakan lampu LED yang hemat energi maupun menggunakan LED tanaman khusus dengan rentang panjang yang disesuaikan untuk pertumbuhan tanaman.

Oksigen dan karbon dioksida dalam hidroponik

Oksigen terlarut dalam air dapat diukur menggunakan Dissolved Oxygen Meter dan kondisi optimal oksigen terlarut dalam pertumbuhan hidroponik seharusnya berkisar diatas 6 ppm. Dalam pertumbuhan hidroponik, oksigen dibutuhkan agar tanaman dapat menyerap nutrisi dengan optimal.
Sedangkan karbon dioksida (CO2) merupakan elemen penting dalam pertumbuhan tanaman yang berfungsi agar tanaman dapat berfotosintesis dengan sempurna.

Air dalam hidroponik

Tidak sembarang air dapat digunakan untuk budidaya tanaman hidroponik. Kondisi optimal air yang digunakan dalam pertumbuhan hidroponik harus memiliki pH 5.5-7 serta air bersifat bersih, tidak asin, dan tidak keruh. Air tanah yang jernih atau air yang difilter menggunakan Reserve Osmosis (OS) adalah sumber air yang paling tepat pada kisaran 15-60 EC. EC air dapat diukur dengan menggunakan TDS/EC Meter.

PH Level dalam hidroponik

Nilai pH mempengaruhi suplai nutrisi pada tanaman hidroponik. Nilai pH harus diukur dan disesuaikan untuk menciptakan kondisi pertumbuhan yang ideal. Kondisi optimal nilai pH setiap tanaman berbeda-beda, namun rentang nilai pH untuk kebanyakan tanaman hidroponik berkisar 5.5 – 6.5.

Suhu Udara dalam hidroponik

Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, setiap tanaman memiliki suhu ideal yang berbeda. Tanaman bersuhu dingin akan ideal tumbuh di suhu 16 – 28 ˚ C, sedangkan tanaman bersuhu panas akan ideal tumbuh di suhu 20 – 32 ˚ C. Penting untuk mengetahui karakteristik tanaman yang akan ditanam, apakah bersuhu dingin/panas agar sesuai dengan lingkungan pertumbuhan tanaman.

Nutrisi dalam hidroponik

Nutrisi utama yang dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen, Fosfor, dan Kalium, dalam berkebun secara hidroponik diperlukan zat tambahan untuk mengantarkan nutrisi tersebut ke akar dalam bentuk larutan. Larutan campuran nutrisi tersedia dalam banyak varietas, sesuikan dengan kebutuhan tanaman yang kita tanam. Mengganti isi penampungan nutrisi rutin setiap 12 – 14 hari dengan nutrisi yang baru, dapat membantu tanaman agar tumbuh dengan optimal.

Media tanam dalam hidroponik

Media tanam utama dalam hidroponik adalah air, sehingga diperlukan media tanaman lain untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa akar tanaman tetap pada tempatnya dan menyerap larutan nutrisi secara efektif. Media tanaman yang dapat digunakan antara lain; sekam padi atau sekam bakar, serbuk gergaji, spons, rockwoll, dan lainnya. Pemilihan media tanam ini disesuaikan dengan sistem hidroponik yang digunakan.

Untuk membantu teman berkebun dalam berkebun hidroponik, Farmee menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun? Kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di Instagram