benih

KUTILANG / ETIOLASI pada tanaman hidroponik

Sumber : learniseasy.com

Tanaman terlihat tidak normal ? Batang tanaman tumbuh memanjang dan tidak kokoh ? Daun kecil dan berwarna pucat ? Hati-hati tanaman kamu terkena kutilang. Kutilang pada tanaman itu apa ? Kutilang (kurus, tinggi, langsing) atau sering disebut Etiolasi adalah istilah yang digunakan ketika semaian mengalami pertumbuhan yang tidak seimbang atau seharusnya.

Penyebabnya apa ya ? Bagaimana cara menanggulanginya ? Yuk simak artikel berikut untuk menghindari kutilang pada tanaman.

Pengaruh Hormon Auksin terhadap terjadinya KUTILANG / ETIOLASI

EKUTILANG / TIOLASI bisa terjadi karena adanya hormon Auksin. Hormon Auksin merupakan zat hormon tumbuh yang ditemukan pada ujung batang, akar dan pembentukan bunga. Berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan pemicu pemanjangan sel. Hormon auksin sangat peka terhadap sinar matahari/cahaya jenis lainnya. Sementara, cahaya merupakan sumber energi dalam fotosintesis. Tanpa cahaya, tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan menyebabkan tumbuhan terganggu pertumbuhannya.

Hormon auksin menjadi tidak aktif ketika ada cahaya. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang ditanam / disemai di tempat terkena cahaya matahari menjadi lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam di tempat gelap. Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan akan menyebabkan gejala kutilang / etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat tetapi lemah dan berwarna kuning pucat.

Penyebab terjadinya KUTILANG / ETIOLASI

Kutilang / Etiolasi dapat terjadi karena kurangnya sinar matahari yang diserap tanaman sehingga hormon auksin tidak dapat terdegrasi atau terurai dengan baik. Kemudian hormon ini akan mengambil alih pertumbuhan dan menyebabkan tanaman tumbuh memanjang.

Untuk tahap awal penyemaian, hormon ini sangat bagus karena membantu percepatan pecah benih. Ketika benih yang disemai ditutup dan diletakkan pada ruangan yang gelap serta suhu lembab, hormon auksin akan bekerja secara sempurna. Namun, hormon auksin akan berdampak kurang baik ketika benih yang sudah disemai pecah dan tidak terkena sinar matahari, auksin akan terus bekerja dan memicu terjadinya kutilang.

Gejala tanaman terkena KUTILANG / ETIOLASI

Sumber : cybex.pertanian.go.id

Tanaman hidroponik yang terkena kutilang / etiolasi memiliki beberapa gejala dan ciri khusus, diantaranya :

  1. Batang tanaman tumbuh pada ukuran tidak normal, biasanya lebih panjang
  2. Jarak antar daun jauh, tidak normal
  3. Daun tanaman tipis, tidak kuat
  4. Warna daun pucat, biasanya agak kuning.

Jika menemukan gejala-gejala tersebut, harus segera melakukan perbaikan pada sistem semai yang dilakukan. Apabila teknik penyemaian benih dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai aturan, resiko terjadinya hidroponik etiolasi bisa diminimalisir.

Cara mencegah terjadinya KUTILANG / ETIOLASI

Untuk mencegah kutilang / etiolasi terjadi, hal yang dapat dilakukan yakni :

  1. Mengenali setiap benih yang akan ditebar, berupa rentang waktu akan terjadi spouds (kecambah). Misalnya tanaman sejenis seledri, kangkung, sawi memerlukan waktu sekitar 24 jam. Jadi, jika penyemaiannya dilakukan pada pagi hari, maka setelah 24 jam  harus dijemur di bawah sinar matahari.
  2. Benih yang sudah mulai pecah didalam wadah semai harus segera di pindah ke tempat yang terkena sinar matahari dengan menjaga media tanam tetap basah / lembab untuk proses tumbuh tanaman.
  3. Ketika tidak semua semaian pecah, maka semaian yang sudah pecah tetap harus dikenakan kesinar matahari. Untuk semaian yang belum pecah dapat ditutup dengan kertas yang sudah dipotong kotak untuk menutupi benih tadi. Ingat tetap pertahankan kelembapan karena  masih menunggu proses pecah benih.
  4. Rutin cek semaian.

Note : Semaian yang sudah pecah sebaiknya kenakan sinar matahari paling tidak 4 jam sinar pagi. Tetap cek kelembaban rockwool. Jika sudah terjadi penguapan yang besar segera imbangi dengan penyiraman rockwool.

Bagaimana jika KUTILANG / ETIOLASI sudah terjadi ?

Jika tanaman sudah terlanjur terkena kutilang / etiolasi maka solusi terbaik adalah merelakan tanaman tersebut untuk tidak dilanjutkan dan diganti dengan pembibitan yang baru, karena kondisi etiolase akan menyebabkan benih tumbuh tidak sempurna seperti lambatnya pertumbuhan, mudah patah batang, daun mengecil, dan kondisi buruknya dapat mati diwaktu proses tanam. Jadi, menurut Parmin sebaiknya kalau memang tanaman sudah terkena etiolasi dimatikan saja agar energi, waktu, dn biaya – biaya yang kita keluarkan tidak habis terbuang sia-sia.

Teman berkebun tidak perlu khawatir masalah ini terjadi pada tanaman hidroponik kamu, karena Farmee juga menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Dan tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun tanpa khawatir gagal ? Kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di instagram.

mengapa-urban-farming

Mengapa Urban Farming Merupakan Pertanian Masa Depan

Mengapa urban farming merupakan pertanian masa depan? Pertanian di perkotaan merupakan sesuatu yang mustahil, karena pertanian identik dengan lahan yang luas, air melimpah, dan tanah yang subur. Tentu ketiga komponen ini sulit didapatkan di perkotaan. Namun, hal ini dibantah dengan munculnya sistem perkebunan di perkotaan atau yang biasa dikenal dengan istilah urban farming. Mengapa urban farming?

Urban farming sendiri mengacu pada kegiatan menanam tanaman dan/atau memelihara hewan yang menghasilkan makanan di dalam kota, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun didistribusikan hasil produksi ke seluruh kota. Konsep urban farming sama seperti bercocok tanam dan beternak pada umunya, yang menjadi perbedaan mendasar karena kedua kegiatan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan ruang terbuka semaksimal mungkin, dengan kondisi ruang terbuka perkotaan yang sangat terbatas.

Beberapa tahun kebelakang urban farming menjadi tren masyarakat perkotaan, semakin hari semakin banyak masyarakat yang mencoba urban farming. Harapannya tren ini bukan sekedar tren sesaat namun menjadi gaya hidup yang berkelanjutan, karena dalam beberapa penilitian disebutkan bahwa urban farming dapat menjadi konsep pertanian masa depan.

Konsep Urban Farming yang Mudah

Sempitnya lahan perkotaan bukan halangan kaarena urban farming didesain agar dapat dialkukan dimana saja seperti; pekarangan rumah, perkantoran, balkon, bahkan atap rumah. Media penanaman pun dapat menggunakan media non tanah seperti; sabut kelapa, air, arang hingga sekam. Berbagai sistem penanaman urban farming seperti vertikultur, hidroponik, dan akuaponik dapat dengan mudah diterapkan di area terbatas.  Perawatan urban farming cukup mudah dengan disiram setiap hari serta diberi pupuk non kimia.

Ramah Lingkungan

Urban Farming dapat diaplikasikan dengan memanfaatkan barang-barang tidak terpakai seperti; kaleng cat bekas, paralon, hingga botol air bekas dapat digunakan sebagai wadah penanaman. Bahkan sisa-sisa sampah makanan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk alami bagi tanaman dengan proses dan olahan yang tepat.

Menjaga Ketahanan Pangan

Sumber : pinterest.com

Ketahanan pangan berarti memiliki akses pangan berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Namun persoalaan yang tidak pernah usai adalah distribusi rantai makanan yang  panjang sehingga hasil pertanian layak konsumsi yang berdatangan di perkotaan tidak mencukupi kebutuhan. Padahal kita semua tahu manfaat kesehatan dari produk organik, tapi sayangnya tidak semua masyarakat dapat menikmatinya. Urban farming adalah solusi untuk masalah ini, setiap orang dapat memproduksi makanan sendiri, bahkan dapat menjual ke lingkungan sekitarnya dengan rantai distribusi yang jauh lebih singkat.

Merekatkan Hubungan Sosial

Sumber : pinterest.com

Berdasarkan sebuah studi dari University of Pennsylvania, ketika area taman kota dibangun bukan hanya meningkatkan estetika namun juga mengurangi kejahatan. Selain itu, menurut Vox.co, taman kota meningkatkan jaringan sosial dan ikatan di daerah.

Urban farming merupakan cara yang menarik untuk menyatukan orang-orang, membangun rasa kebersamaan masyarakat perkotaan di tengah berbagai kesibukan. Ketika orang-orang dilingkungan sekitar, tetangga, bahkan orang asing bekerja sama untuk menjaga tanaman tetap hidup hal ini dapat menciptakan percakapan-percakapan ringan yang membangun rasa kebersamaan.

Menstabilkan Ekosistem Lingkungan

Sumber : pinterest.com

Masifnya pembangunan di perkotaan menyebabkan tergusurnya ruang-ruang terbuka hijau. Hilangnya ruang terbuka hijau sangat memengaruhi kestabilan ekosistem lingkungan, sekaligus meningkatkan polusi yang mana berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat kota. Dengan melakukan urban farming, dapat mengurangi polusi lingkungan, menambah keasrian lingkungan serta menawarkan solusi dengan menciptakan lahan terbuka hijau ditengah padatnya bangunan perkotaan. Urban farming dapat mengelola wilayah perkotaan yang tercemar menjadi lingkungan yang nyaman dan sehat untuk ditinggali.

Sekarang tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan urban farming. Kamu masih beralasan sulit untuk memilih instalasi mana yang tepat untuk ruanganmu? Atau takut tidak bisa mengoperasikan instalasi tersebut hingga akhirnya tergeletak tidak berguna? Untuk itulah Farmee hadir membantu!

Farmee menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun? Kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di Instagram