Berkebun dengan sistem hidroponik memang tampaknya memberi hasil panen yang bagus, segar serta terjaga sterilisasi dari tanaman hidroponik. Namun hal itu didukung dengan perawatan yang optimal juga. Dalam proses budidayanya, tak jarang para pelaku hidroponik mendapatkan kendala atau permasalahan pada sistem budidaya hidroponik miliknya. Nah, disini parmin akan ringkas beberapa permasalahan Hidroponik di Indonesia yang kurang lebih sama dengan wilayah lainnya.
Listrik 24 Jam
Tanaman memerlukan waktu istirahat biasanya selama 7-8 jam dalam satu hari. Selama tanaman beristirahat, tanaman tidak akan menyerap unsur hara yang ada di sekelilingnya. Namun demikian, tingkat kelembapan harus tetap terjaga dengan baik agar akar tanaman tidak mengalami kekeringan dan menyebabkan tanaman menjadi layu atau bahkan akan mati. Untuk menjaga hal itu tidak terjadi, teman berkebun harus menjalankan aliran pompa secara terus menerus di malam hari. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut berasal dari aliran pompa tersebut.
Jiika listrik mati maka pompa listrik pun akan ikut mati dan pemberian nutrisi pada tanaman akan terhenti. Untuk mengatasi hal tersebut, teman berkebun dapat menggunakan genset khusus untuk pengaliran dari pompa agar nutrisi tetap bisa diberikan pada tanaman.
Cara lain yang teman berkebun dapat lakukan yaitu dengan menggunakan rockwool. Air yang tersisa pada rockwool mampu bertahan selama 2-3 jam lamanya pada saat listik mati.
Daun yang Rusak
Hujan dengan intensitas yang sering akan membuat tingkat kelembaban juga ikut meningkat. Akibatnya terdapat kendala pada tanaman hidroponik yakni rentan muncul cendawan. Untuk mengatasinya, teman berkebun dapat menutup daun ataupun membuat naungan plastik pada tanaman.
Konsenstrasi Larutan
Selain rentan menumbuhkan cendawan, hujan juga dapat mengubah konsentrasi yang terdapat pada larutan nutrisi. Air hujan memiliki kandungan asam, sehingga apabila masuk ke dalam tangki maka teman berkebun harus membuang seluruh larutan yang ada di sana, lalu membuat kembali larutan baru. Karena jika tidak, tanaman hidroponik akan kekurangan nutrisi sehingga tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Untuk mengatasinya, teman berkebun dapat memasang kran penutup, pada aliran hujan yang masuk ke saluran pembuangan. Saat hujan turun, kran ini dibuka sehingga air hujan terbuang keluar, sedangkan pipa yang mengalirkan larutan nutrisi ke bak tangki ditutup.
Debit Air
Budidaya tanaman secara hidroponik membutuhkan perhatian terhadap debit air yang tepat. Debit air yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik adalah sekitar 1-2 liter setiap menitnya. Teman berkebun dapat menggunakan pompa dengan kekuatan sekitar 500 watt atau ¾ HP yang sesuai dengan ukuran area tanaman yang luasnya mencapai 270 m2.
Lumut yang Muncul di Selang Plastik
Sering kali para pelaku hidroponik menemukan lumut muncul pada selang plastik, hal ini tentu menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman. Cara paling mudah yang teman berkebun dapat lakukan untuk membersihkan lumut di dalam selang plastik adalah dengan merendam selang menggunakan air panas. Setelah itu tambahkan juga 1 sdm pemutih per galon sebagai pembersih.
Kemudian teman berkebun dapat menjalankannya kembali seperti biasa, jika perendaman sudah selesai dilakukan dengan sistem NFT. Cara ini dilakukan untuk mengusir lumut yang berada di dalam selang yang cukup sulit untuk dibersihkan.
Alternatif cara lainnya, teman berkebun dapat merendam selang dengan cairan pemutih, setelah itu bilas seluruh bagiannya, keringkan, dan simpan kembali untuk pemakaian selanjutnya. Baca https://farmee.id/cara-membersihkan-instalasi-hidroponik/
Demikian permasalahan hidroponik yang kerap terjadi di Indonesia, namun teman berkebun tidak perlu khawatir karena farmee akan membantu kamu dalam merawat tanaman hidroponik kamu. Farmee menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Dan tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin segera menanam ? Pemesanan dapat dilakukan dengan kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di instagram.