sistem irigasi tetes

Mengenal Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation System) Hidroponik

Sumber : simaless.com

Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam berkebun secara hidroponik, salah satunya yakni sistem irigasi tetes (Drip Irrigation System). Hidroponik sistem tetes adalah salah satu sistem hidroponik dimana cara kerjanya adalah dengan meneteskan larutan nutrisi pada akar tanaman untuk menjaga kelembapannya, sehingga menghemat air dan pupuk. Untuk mengetahui lebih dalam terkait sistem irigasi tetes, yuk simak artikel berikut ini

Jenis – Jenis Sistem Irigasi Tetes

1. Sistem irigasi tetes sirkulasi

Jenis sistem ini dapat juga disebut sebagai recovery drip, yaitu penggunaan kembali nutrisi tanaman yang terdapat pada media air dan sudah diserap akar tanaman. Lalu, akar tanaman yang basah akan kembali ke reservoir untuk diresirkulasi melalui sistem hidroponik. Hal tersebut terus berputar dan berulang-ulang.

Sementara itu, larutan pada sistem irigasi tetes sirkulasi dapat mengubah pH dan level kekuatan nutrisi sebagaimana tumbuhan menggunakan atau memerlukan nutrisi di dalam air ketika terjadi proses sirkulasi. Karena itu, sistem irigasi tetes sirkulasi ini harus rutin di cek dan menyesuaikan level pH yang dibutuhkan secara berkala.

2. Sistem irigasi tetes non-sirkulasi

Jenis sistem ini dapat juga disebut sebagai non-recovery drip, yaitu penggunaan media air yang sudah diberikan nutrisi yang tepat untuk tanaman. Tidak ada larutan nutrisi yang didaur ulang dan digunakan lagi dalam reservoir. Hal itu disebabkan oleh pemberian nutrisi dilakukan melalui tetesan dan siraman air yang dilakukan secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pembeian nutrisi, dapat mengisi wadah dengan menggunakan larutan nutrisi atau air yang telah diseimbangkan dan pH nya disesuaikan.  Pada sistem ini, tidak perlu menjaga dan terus memantaunya, selama air dalam wadah tetap dijaga secara perlahan-lahan bergerak atau beredar sehingga unsur-unsur mineral yang lebih berat tidak menetap di bagian bawah. Ini akan tetap menjadi larutan nutrisi yang seimbang dan memiliki pH yang telah disesuaikan.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes

Kelebihan :

  1. Masalah akar kurang mendapat cairan nutrisi dapat dihindari, karena cairan nutrisi langsung diteteskan ke akar tanaman.
  2. Akar mendapat oksigen yang memadai, karena akar tanaman tidak pernah sampai terendam dalam air. Cairan nutrisi tetes melewati akar membawa oksigen segar bersamanya.
  3. Biaya konstruksi irigasi sistem yang murah. Tidak dibutuhkan tempat penampungan cairan nutrisi yang besar dan tidak dibutuhkan valves atau keran.
  4. Sistem irigasi tetes sangat sederhana dan komponennya juga sedikit, sehingga kemungkinan gagalnya kecil.
  5. Cairan nutrisi ditetes langsung ke setiap akar tanaman.
  6. Menghemat listrik. Cairan nutrisi dapat dipompa ke penampungan cairan yang diletakkan ditempat yang agak tinggi dan cairan turun tetes karena grafitasi bumi. Pompa tidak perlu jalan 24 jam.

Kekurangan :

  1. Kadang pada media tanam yang licin permukaannya seperti kerikil atau yang tidak begitu menyerap air, cairan nutrisi tetes dan langsung mengalir kebawah melalui sebagian akar saja, sehingga akar-akar yang lain tidak mendapatkan cairan nutrisi yang memadai.
  1. kadang-kadang selang tetesnya tersumbat karena adanya kotoran pada cairan nutrisi. disarankan pakai filters sebelum cairan nutrisi dialiri melalui selang ke seluruh tanaman.
  2. Kesalahan manusia. Kadang karyawan mencabut selang tetes dan lupa menaruh kembali, mengakibatkan tanaman tidak teraliri cairan nutrisi.
  3. Selang tetes tidak tertanam kedalam akar dengan benar, sehingga cairan nutrisi membasahi permukaan media tanam, hal ini menyebabkan tumbuhnya lumut yang subur pada permukaan tanaman dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Untuk membantu teman berkebun memulai proses berkebun hidroponik, Farmee  menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Dan tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin segera berkebun hidroponik ? Lakukan pemesanan dengan kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di instagram.

elizaveta-matchenko-9TITLnDjvhk-unsplash

Antara Anggur dan Barcelona

Barcelona merupakan sebuah provinsi di Spanyol yang memiliki sebuah klub sepak bola  terbaik di dunia yang dikenal dengan FC Barcelona. Selain terkenal dengan sepak bolanya, daerah ini juga dikenal dengan keindahan arsitekturnya bahkan menjadi satu-satunya kota yang meraih “Royal Gold Medal for Architectur”.

Selain dikenal dengan kedua hal itu, Spanyol merupakan salah satu negara yang merupakan penghasil anggur terbesar. Bahkan anggur sempat menjadi alasan seorang pemain keluar dari FC Barcelona. Anggur identik dengan perkebunan yang luas, namun saat ini anda dapat menghadirkan tanaman anggur di rumah anda dengan sistem hidroponik.  Bagaimana cara menanamnya ? Simak artikel berikut.

Memilih Jenis Anggur

Sebelum menanam anggur secara hidroponik pastikan kamu mengetahui jenis anggur yang akan ditanam. Saat melakukan pemilihan bibit, pastikan bibit tersebut memiliki kualitas yang baik dan bebas dari virus. Tanaman yang baik akan tumbuh dengan baik karena akarnya bisa mendistribusikan nutrisi dengan baik.  Farmee.id menyediakan berbagai macam bibit-bibit untuk memenuhi kebutuhan anda.

Melakukan pembibitan

Selain menanam dari bibit, anda dapat juga mulai penanaman dari biji. Hanya saja menanam anggur dari biji membutuhkan waktu yang lebih lama, kurang lebih tiga bulan. Ketika sudah muncul tunas dari biji, saatnya proses pembibitan. Pastikan suhu, cahaya, oksigen dan air terpenuhi dengan baik, sehingga tanaman hidroponik akan tumbuh maksimal.

Untuk memulai pembibitan anggur, siapkan nampan yang diisi dengan air biasa. Kemudian campur air dengan larutan nutrisi hingga ketinggian air kurang lebih 1 cm dari nampan. Selain mempersiapkan air, pastikan suhu air konsisten antara 30 sampai 35 derajat celcius.

Jangan lupa siapkan media tanam hidroponik seperti rockwool, batu, kerikil atau stonewool. Bibit yang sudah mulai tumbuh tunas dapat dipindahkan pada pot yang sudah diisi dengan media tanam. Anggur merupakan tanaman merambat yang memiliki umur panjang, sistem hidroponik yang digunakan harus memperhatikan ukuran dan media hidroponik. Jangan lupa berikan penyangga agar bibit anggur dapat tumbuh dengan baik.

Perawatan

Setelah memindahkan bibit ke media tanam, pastikan suhu tanaman tidak terlalu panas, karena suhu optimal pertumbuhan anggur pada suhu sejuk. Selain itu, komposisi nutrisi juga harus diperhatikan, karena nutrisi tanaman hidroponik buah berbeda dengan tanaman sayur hidroponik.  Pada tanaman sayur nutrisi diperuntukkan untuk pertumbuhan akar, batang, dan daun. Sedangkan pada tanaman buah ada tambahan nutrisi generative, yaitu bunga dan buah.

Pada tahap pertumbuhan awal sebaiknya gunakan nutrisi daun, tanaman berbuah lebih banyak meenyerap nutrisi jadi perlu dipastikan nutrisi terpenuhi.  Jadwalkan secara rutin untuk melakukan pengecekan air nutrisi dan memastikan anggur tetap berada di kondisi pertumbuhan yang optimal.

ph hidroponik

Cara Menggunakan pH Meter

pH meter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman larutan nutrisi. Alat ini digunakan agar larutan nutrisi memiliki keasaman yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.  Dalam hidroponik, menjaga kondisi pertumbuhan tanaman agar tetap optimal merupakan kunci dari keberhasilan pertumbuhan tanaman. Nilai pH menjadi kunci dari penyerapan nutrisi larutan hidroponik. Meskipun nutrisi yang diperikan berlimpah namun jika pH nya tidak tepat, maka tanaman tidak mampu menyerap nutrisi tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan pH dengan hidroponik anda dapat membaca artikel sebelumnya disini. Setiap tanaman memiliki pH yang berbeda yang dapat anda lihat pada artikel berikut. Lalu, bagaimana cara mengukur pH menggunakan pH meter? Simak artikel dibawah ini.

Kalibrasi pH meter

Sama seperti alat ukur lainnya, pada penggunaan pertama pH meter harus di kalibrasi agar dapat memberi ukuran dengan tingkat akurasi yang benar dan tepat.

Alat dan Bahan

  • pH meter
  • Air accu, air suling atau air buangan AC
  • 3 Buah gelas ukuran 250 ml
  • Gelas ukur
  • Larutan penyangga atau buffer
  • Kain bersih

Cara Kalibrasi

  1. Tuangkan air aquades pada ketiga gelas yang telah ditandai gelas A,B,C
  2. Tambahkan buffer ke dalam salah satu gelas, kemudian aduk hingga larut
  3. Bilas alat ukur anda sebelum dipakai, buka sarung proteksi kemudian rendam bagian elekroda ke dalam gelas yang tidak tercampur buffer beberapa saat, kemudian angkat dan keringkan dengan kain.
  4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol “on”, kemudian celupkan bagian elektroda ke dalam gelas yang dicampur dengan buffer, tunggu beberapa saat sampai angka stabil dan tidak berubah.
  5. Pastikan berapa pH buffer yang digunakan, jika angka pada layar digital tidak sama dengan PH buffer yang digunakan, putar skrew yang ada di bagian belakang alat ukur ini menjadi angka yang sesuai dengan pH buffer.
  6. Selanjutnya matikan alat ukur anda, kemudian celupkan pada gelas yang belum ditambah larutan buffer, kemudian keringkan dengan kain.
  7. Ulangi langkah ke-4 dengan larutan buffer lainnya, pastikan larutan buffer sudah dicampur dan diaduk hingga larut.  Cocokkan angka pada layar digital dengan pH buffer yang digunakan. Jika belum sesuai anda dapat menyesuaikannya seperti pada langkah ke-5.
  8. Matikan, kemudian bilas dengan air bersih dan lap dengan kain.
  9. Selesai, alat ukur anda telah dikalibrasi dan siap digunakan.

Penggunaan pH Meter

Untuk menggunakan tekan tombol on, kemudian celupkan pada larutan yang akan diukur pH nya, tunggu hingga angka di layar stabil. Setelah digunakan,  pastikan anda selalu membersihkan dengan air akuades, dan lap dengan kain hingga kering. Jika anda membutuhkan alat ukur ini anda dapat membelinya di Farmee.id.

Farmee.id menyediakan paket instalasi hidroponik dan peralatan pendukung hidroponik lainnya. Ditambah lagi terdapat sesi pendampingan sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun? Kontak kami sekarang melalui nomor di sini atau DM di Instagram

alex-kondratiev-H9t723yPjYI-unsplash

Cara Melarutkan Nutrisi Hidroponik

Nutrisi hidroponik diberikan berguna untuk memenuhi kebutuhan makanan tanaman yang sebelumnya disediakan oleh tanah. Pada umunya pemberian nutrisi pada hidroponik menggunakan nutrisi AB, dimana nutrisi A mewakili unsur hara makro dan nutrisi B mewakili unsur hara mikro.  Untuk itu nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan tanaman hidroponik, namun bagaimana pemberian nutrisi pada hidroponik, simak artikel berikut.

Alat dan bahan

Siapkan gelas ukur dua buah yang nantinya akan digunakan untuk mengukur air, botol/ jerigen untuk menyimpan ABMIX yang sudah diencerkan, pengaduk, air yang digunakan adalah air dengan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan yang dapat dibaca pada artikel berikut , dan nutrisi ABMIX yang dapat anda beli di Farmee.id.

Pengisian Air dan Nutrisi

Masing-masing gelas ukur diisi 300 ml untuk nutrisi kemasan 0,5 liter. Volume air yang dituangkan adalah 60% dari volume air yang tertulis pada kemasan nutrisi. Air baku (air yang belum diberi nutrisi) bagus untuk digunakan jika memiliki ppm pada kisaran 110-250 ppm. Namun, jika anda menggunakan nutrisi ABMIX harabiru anda cukup mengisi jerrycan dengan air akuades sampai setengah penuh. Kemudian kocok dan isi kembali jerrycan dampai penuh dan nutrisi ABMIX siap digunakan.

Pemberian Serbuk Nutrisi

Setelah menuangkan air pada gelas ukur, tuangkan kemasan A pada gelas ukur dan kemasan B pada gelas ukur yang lain. Aduk masing masing gelas dengan pengaduk, hingga semua terlarut dan tidak ada endapan sama sekali. Setelah terlarut, tambahkan air pada masing masing gelas ukur sampai volume menunjukkan 0,5 liter.

Penggunaan Nutrisi ABMIX

Siapkan nutrisi ABMIX yang sudah dilarutkan, tuang masing-masing nutrisi secara bergantian sebanyak 5 ml atau bisa menggunakan tutup botol jerrycan sebagai acuan pada sebuah wadah. Kemudian, aduk hingga rata. Ukur campuran larutan tersebut menggunakan TDS meter, sesuaikan hingga mencapai ppm yang diiinginkan. Setelah sesuai, nutrisi siap diaplikasikan pada sistem hidroponik. Nutrisi sudah siap dipakai atau diaplikasikan ke sistem hidroponik.

Penyimpanan Nutrisi

Nutrisi dapat disimpan di dalam botol/ jerrycan di dalma ruangan yang tidak terkan sinar matahari secara langsung maupun panas lainnya

sheri-silver-8aexStpC_ao-unsplash

Tanya Jawab Hidroponik Bagian Kedua

Tanya jawab hidroponik pada bagian kedua berisi pertanyaan dan jawaban mengenai hidroponik yang sering ditanyakan oleh pemula yang mana merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya dengan judul “Tanya Jawab Hidroponik Bagian Kesatu”. Apabila ada pertanyaan yang belum terjawab pada bagian ini anda dapat membaca artikel sebelumnya.

Bagaimana cara mengetahui benih yang layak tanam?

Hal ini dapat dilakukan dengan merendam benih terlebih dahulu didalam gelas berisi air suling. Setelah 24 jam, benih yang layak akan tenggelam ke dasar. Benih yang masih mengambang kemungkinan besar tidak dapat hidup dan tidak akan berkecambah. Benih-benih Farmee merupakan benih-benih terpilih dan berkualitas yang dapat anda beli di Farmee.id.

Berapa jarak lubang pada pipa hidroponik?

Jarak lubang pada pipa hidroponik tergantung dari fungsi talang instalasi pipa tersebut, jika pipa digunakna untuk pembesaran dari 1 HST , bisa di dekatkan sekitar 10-15 cm rentang jarak antar titik tengah lubang, sementara ketika menjelang panen bisa dipindah ke pipa yang memiliki jarang lubang lebh lebar antara 15-20 cm rentang jarak antar setiap titik tengah lubang.

Namun jika pipa yang digunakan dari 1 HST hingga panen adalah pipa yang sama, jarak antar lubang disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam, tanaman yang pertumbuhannya cenderung ke atas umumnya pipa bisa diberi jarak 15 cm agak rapat, sedangkan untuk jenis tanaman yang pertumbuhannya cenderung kesamping jarak lubang harus diperlebar minimal berjarak 20 cm antar setiap titik lubang.

Idealnya, jarak lubang sebaiknya 20 cm, agar bisa digunakan untuk menannam jenis tanamn apapun, tanpa perlu bolak-balik memindah tanaman.

Seberapa sering larutan nutrisi harus diganti?

Pada umumnya nutrisi perlu diganti jika sudah 14-21 hari, namun tergantung dari ukuran tanaman dan kondisi nutrisi yang ada. Tanaman dewasa membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak, sehingga frekuensi penambahan nutrisi akan lebih sering. Untuk mengetahui waktu yang tepat mengganti atau menambahkan nutrisi dapat menggunakan pH meter ataupun TDS/EC meter, jika pH sudah tidak sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman, sudah saatnya waktu untuk mengganti nutrisi atau jika nilai TDS/EC tanaman tidak sesuai dnegan kebutuhan tanaman, nutrisi dapat disesuaikan.

Bisakah tanaman yang tumbuh ditanah dipindahkan ke sistem hidroponik ?

Bisa, tanaman yang sebelumnya ditanam denga media tanah cukup dibersihkan sampai tanah yang menempel dapat terbuang. Hati-hati dengan tanaman yang memiliki akar yang rapuh saat melakukan pembersihan, pastikan akar tanaman tidak rusak. Setelah tanaman terbebas dari tanah, letakkan tanaman di media tanam hidroponik anda. Sesuaikan kondisi nutrisi dan komponen pertumbuhan tanaman agar tanaman berada di kondisi yang optimal. Lakukan pengawasan secara rutin dan sering pada pekaan-pekan awal pemindahan tanaman. Beberapa tanaman perlu waktu penyesuaian dan perawatan khusus.

Apakah tanaman yang ditanam secara hidroponik terasa lebih enak daripada tanaman yang ditanam di tanah?

Tanaman hidroponik memiliki rasa yang lebih enak karena semua nutrisi penting yang diperlukan tanaman tercukupi. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di dalam tanah, unsur hara mikro yang penting sering kali terkunci di dalam tanah, sehingga tanaman tidak dapat mendapatkan nutrisi tersebut secara optimal. Keunggulan ini yang menyebabkan tanaman yang diproduksi secara hidroponik menghaslkan produk yang jauh lebih unggul dalam hal rasa, warna, ukuran, dan nilai gizi.

Berapa rentang suhu yang diinginkan larutan nutrisi?

Suhu optimal larutan nutrisi harus berkisar antara 65 hingga 75 derajat Fahrenheit. Membiarkan air tanpa penutup dalam wadah selama semalam, akan membantu menghilangkan klorin di dalam air sebelum ditempatkan ke dalam tempat penyimpanan untuk kemudian dicampur dengan nutrisi.

sheri-silver-8aexStpC_ao-unsplash

Tanya Jawab Hidroponik Bagian Kesatu

Tanya Jawab Hidroponik berisi pertanyaan dan jawaban mengenai hidroponik yang sering ditanyakan oleh pemula. Simak artikel tanya jawab hidroponik berikut sebelum anda memulai berhidroponik.

Apa itu Hidroponik?

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan menggunakan air tanpa menggunakan tanah dan menekankan pada kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan menggunakan media tanah. Sistem ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan sistem penanaman konvensional, sehingga cocok diterapkan pada daerah yang mempunyai jumlah air yang terbatas. Asal kata hidroponik (hydroponic) yaitu hydro yang artinya air dan ponos yang artinya daya yang berasal dari Yunani. Sistem hidroponik dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah.

Bagaimana cara tumbuhan dapat hidup dengan sistem hidroponik?

Tumbuhan dapat hidup karena nutrisi, air, oksigen, matahari dan suhu terpenuhi. Kelima komponen tersebut adalah faktor utama yang membuat tanaman dapat tumbuh dengan subur, perbedaanya kebutuhan nutrisi yang didapat dari unsur hara tanah dan pupuk digantikan dengan larutan nutrisi AB MIX yang dapat anda temukan di Farmee.id.

Sama seperti sistem tanaman konvensional, apabila kelima komponen tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan tanaman tidak akan optimal. Seperti tumbuh kerdil, pertumbuhan yang lamban, terlalu kurus, berdaun kuning, dan lain sebagainya.

Jenis tanaman apa yang bisa ditanam dengan menggunakan hidroponik?

Hampir semua jenis tanaman dapat ditanam menggunakan hidroponik, namun bagi pemula disarankan untuk menanam tanamamn termudah dengan peluang panen yang tinggi, tanaman-tanaman tersebut dapat dilihat pada artikel berikut . Biasanya jika dapat mengkondisikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan, tanaman hidroponik akan jauh lebih unggul daripada tanaman yang sama yang ditanam dengan sistem konvensional.

Apa saja teknik menanam hidroponik?

Berikut beberapa macam teknik menanam hidroponik yang digunakan oleh petani komersial mapupun pemula. Beberapa dari teknik hidroponik berikut telah kami bahas pada artikel sebelumnya.

Wick System  

Sistem wick hidroponik, sistem pasif yang sering digunakan oleh pemula untuk memulai menanam sayuran secara hidroponik. Pasif artinya tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu, biasanya sumbu menggunakan kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air.

Ebb&Flow System atau yang biasa di sebut Dutch Bucket System

Dutch Bucket System (DBS) merupakan teknik hidroponik yang menekan air dan nutrisi yang kemudian disirkulasikan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Sistem ini juga menggunakan listrik dan pompa yang stabil untuk mensirkulasi larutan nutrisi ke dalam media tanam. Aliran nutrisi diatur sesuai waktu sehingga dibutuhkan timer dan agar nutrisi lebih cepat terserap oleh akar tanaman maka dibutuhkan aerator yang juga berfungsi sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh akar tanaman.

NFT (Nutrient Film Technique) System

NFT merupakan kepanjangan dari Nutrient Film Technique. Konsep dasar dari sistem hidroponik ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.

Drip System atau tetes air

Drip system ,  salah satu sistem yang paling sering digunakan dalam sistem tanam hidroponik di dunia, baik itu oleh para petani komersial atau pembudidaya rumahan. Hal ini karena sistem tetes air merupakan konsep yang sangat mudah, fleksibel, dan efektif. Cara kerja sistem ini adalah dengan meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tumbuhan yang ditanam untuk kemudian menjaga tanaman tersebut tetap lembab.

DFT (Deep Flow Technique)

Hidroponik sistem DFT atau Deep Flow Technique merupakan  jenis berkebun hidroponik di mana tanaman ditanam di tempat air dangkal, dan larutan nutrisi terus mengalir di sekitar akar tanaman. Hal ini ideal untuk diterapkan pada tanaman tanpa akar yang dalam, dan tanaman yang memiliki siklus tumbuh cepat.

Aeroponik System

Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah, pada tempat yang telah dijaga kelembapannya. Sistem tanam ini memerlukan air dan sekilas hampir sama dengan hidroponik. Namun, pada aeroponik, air diberi larutan hara kemudian disemburkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut dan hal ini disebut juga dengan pengabutan.

Akuaponik atau gabungan dari Akuakultur dan Hidroponik

Sistem budidaya ikan (akuakultur) dan tanaman (hidroponik) bersama dalam sebuah  ekosistem yang saling menguntungkan dikenal dengan akuaponik. Pada sistem ini menggunakan bakteri alami yang dapat mengubah kotoran & sisa pakan ikan menjadi nutrisi tanaman.

hidroponik

Permasalahan Hidroponik di Indonesia

Sumber : hidroponikpedia.com

Berkebun dengan sistem hidroponik memang tampaknya memberi hasil panen yang bagus, segar serta terjaga sterilisasi dari tanaman hidroponik. Namun hal itu didukung dengan perawatan yang optimal juga. Dalam proses budidayanya, tak jarang para pelaku hidroponik mendapatkan kendala atau permasalahan pada sistem budidaya hidroponik miliknya. Nah, disini parmin akan ringkas beberapa permasalahan Hidroponik di Indonesia yang kurang lebih sama dengan wilayah lainnya.

Listrik 24 Jam

Tanaman memerlukan waktu istirahat biasanya selama 7-8 jam dalam satu hari. Selama tanaman beristirahat, tanaman tidak akan menyerap unsur hara yang ada di sekelilingnya. Namun demikian, tingkat kelembapan harus tetap terjaga dengan baik agar akar tanaman tidak mengalami kekeringan dan menyebabkan tanaman menjadi layu atau bahkan akan mati. Untuk menjaga hal itu tidak terjadi, teman berkebun harus menjalankan aliran pompa secara terus menerus di malam hari. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut berasal dari aliran pompa tersebut.

Jiika listrik mati maka pompa listrik pun akan ikut mati dan pemberian nutrisi pada tanaman akan terhenti. Untuk mengatasi hal tersebut, teman berkebun dapat menggunakan genset khusus untuk pengaliran dari pompa agar nutrisi tetap bisa diberikan pada tanaman.

Cara lain yang teman berkebun dapat lakukan yaitu dengan menggunakan rockwool. Air yang tersisa pada rockwool mampu bertahan selama 2-3 jam lamanya pada saat listik mati.

Daun yang Rusak

Hujan dengan intensitas yang sering akan membuat tingkat kelembaban juga ikut meningkat. Akibatnya terdapat kendala pada tanaman hidroponik yakni rentan muncul cendawan. Untuk mengatasinya, teman berkebun dapat menutup daun ataupun membuat naungan plastik pada tanaman.

Konsenstrasi Larutan

Selain rentan menumbuhkan cendawan, hujan juga dapat mengubah konsentrasi yang terdapat pada larutan nutrisi. Air hujan memiliki kandungan asam, sehingga apabila masuk ke dalam tangki maka teman berkebun harus membuang seluruh larutan yang ada di sana, lalu membuat kembali larutan baru. Karena jika tidak, tanaman hidroponik akan kekurangan nutrisi sehingga tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Untuk mengatasinya, teman berkebun dapat memasang kran penutup, pada aliran hujan yang masuk ke saluran pembuangan. Saat hujan turun, kran ini dibuka sehingga air hujan terbuang keluar, sedangkan pipa yang mengalirkan larutan nutrisi ke bak tangki ditutup.

Debit Air

Budidaya tanaman secara hidroponik membutuhkan perhatian terhadap debit air yang tepat. Debit air yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik adalah sekitar 1-2 liter setiap menitnya. Teman berkebun dapat menggunakan pompa dengan kekuatan sekitar 500 watt atau ¾ HP yang sesuai dengan ukuran area tanaman yang luasnya mencapai 270 m2.

Lumut yang Muncul di Selang Plastik

Sering kali para pelaku hidroponik menemukan lumut muncul pada selang plastik, hal ini tentu menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman. Cara paling mudah yang teman berkebun dapat lakukan untuk membersihkan lumut di dalam selang plastik adalah dengan merendam selang menggunakan air panas. Setelah itu tambahkan juga 1 sdm pemutih per galon sebagai pembersih.

Kemudian teman berkebun dapat menjalankannya kembali seperti biasa, jika perendaman sudah selesai dilakukan dengan sistem NFT. Cara ini dilakukan untuk mengusir lumut yang berada di dalam selang yang cukup sulit untuk dibersihkan.

Alternatif cara lainnya, teman berkebun dapat merendam selang dengan cairan pemutih, setelah itu bilas seluruh bagiannya, keringkan, dan simpan kembali untuk pemakaian selanjutnya. Baca https://farmee.id/cara-membersihkan-instalasi-hidroponik/

Demikian permasalahan hidroponik yang kerap terjadi di Indonesia, namun teman berkebun tidak perlu khawatir karena farmee akan membantu kamu dalam merawat tanaman hidroponik kamu. Farmee menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Dan tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin segera menanam ? Pemesanan dapat dilakukan dengan kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di instagram.

athul-baby--OpAC3DzWss-unsplash

Perbedaan Sistem Hidroponik dan Akuaponik

Hidroponik dan akuaponik merupakan sebuah sistem penanaman tanpa media tanah. Keberadaan hidroponik dan akuaponik dapat menjadi solusi pada permasalahan klasik pertanian yaitu keterbatasan lahan. Namun ada beberapa perbedaan mendasar anatar hidroponik dan akuaponik, simak selengkapnya pada artikel berikut.

Metode

Metode bercocok tanam menggunakan air sebagai media tanam pengganti tanah disebut hidroponik. Sedangkan akuaponik adalah perpaduan antara aquaculture (budidaya ikan) dengan hidroponik secara terintegrasi. Singkatnya, hidroponik menekankan pada penggunaan air sebagai media tanam sedangkan akuaponik menakankan pada kolaborasi kegiatan pertanian dengan perikanan.

Nutrisi

Sistem hidroponik sangat bergantung pada nutrisi yang diberikan, karena hidup dan matinya tanaman hidroponik bergantung pada asupan nutrisi. Pertumbuhan tanaman akan optimal jika kebutuhan nutrisi tercukupi dalma hal ini tidak berlebih dan kekurangan. Berbeda dengan akuaponik, nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman diperoleh dari proses penguraian kotoran ikan. Kotoran yang diperoleh dari limbah kegiatan budidaya ikan akan diuraikan dan diubah menjadi nutrisi tertentu melalui proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri. Kondisi optimal yang dijaga pada akuaponik adalah keseimbangan keberadaan ikan, pertumbuhan tanaman serta kemampuan bakteri dalam mengolah kotoran ikan untuk pertumbuhan tanaman.

Kompleksitas Spesies

Saat hidroponik hanya berhadapan dengan satu species, yaitu tanaman. Berbalik dengan akuaponik yang harus menjaga kestabilan minimal 4 species yang berbeda yaitu, tanaman, ikan, dan minimum dua species bakteri yang berbeda. Setiap species tersebut menuntut pH optimal yang berbeda pula. Oleh karena itu, tingkat komplesitas akuaponik menjadi jauh lebih tinggi.

Kebersihan

Standar kebersihan hidroponik jauh lebih tinggi dibandingkan akuaponik. Dalam berhidroponik segala harus bersih dan steril, bahkan media tanam yang digunakan juga harus disterilkan terlebih dahulu. Hal ini tidak berlaku pada akuaponik,  ketergantungan yang tinggi kepada bakteri-bakteri berharganya menyebabkan kebersihan perlu dijaga namun perlu dipertimbangkan lebih jauh terkait ada bebrapa spesies yang tidak dapat hidup jika terlalu steril dan bersih.

Kebutuhan Air

Sistem hidroponik memerlukan adanya penggantian air secara teratur. Hal ini terjadi karena adanya pemberian suplemen pada air hidropinik sehingga nutrisi yang terkandung dalam air akan terakumulasi. Akumulasi nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Sedangkan sistem aquaponik dalam pemeliharaan sehari-ahri hanya memerlukan air tambahan untuk kolam budidaya ikan. Pergantian air secara keseluruhan baru dilakukan ketika terdapat penyakit pada ikan atau adanya pencemaran pada air kolam.

Risiko Penyakit

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa standar kebersihan hidroponik lebih tinggi dibandingkan akuaponik. Oleh karena itu, jauh lebih mudah bagi pelaku hidroponik untuk menjaga tanamannya dari masalah mikroorganisma daripada pelaku akuaponik. Demikian juga dalam menghadapi hama dan penyakit, pelaku hidroponik hanya perlu mempertimbangkan tindakan yang dliakukan terhadap satu species, yaitu tanaman. Sedangkan akuaponik perlu mempertimbangkan dampaknya ke ikan dan bakteri-bakteri yang dibutuhkan.

Penanganan hama dan penyakit lebih mudah dilakukan pada kegiatan hidroponik. Karena hidroponik menuntut seluruh kegiatan dilakukan secara steril, jumlah spesies yang sedikit serta umumnya berfokus pada satu jenis tanaman. Ketika terdapat permasalahan hama dan penyakit, penanganan dapat langsung dilakukan tanpa mengindahkan keberadaan ikan atau spesies lainnya. Berbeda dengan akuaponik. Selain memperhatikan keberadaan bakteri sebagai bagian dari sistem, penanganan hama penyakit pada satu jenis misal tanaman, diupayakan untuk tidak mengganggu spesies lain atau lingkungan spesies tersebut.

Suhu dan Ph

Bercocok tanam dengan sistem hidroponik membutuhkan suhu di bawah 22oC dengan suhu optimal ketika air dalam kondisi hangat. Adapun  rentang pH yang diperbolehkan adalah 5,5 – 6. ph.  Untuk akuaponik, suhu yang digunakan mengacu pada kebutuhan ikan yang dibudidayakan. Adapun pH optimal yang diperbolehkan mendekatai posisi normal atau dalam rentang 6,8 – 7 .

Waktu Operasional

Kehidupan hidroponik yang sangat bergantung pada nutrisi memiliki sisi positif, karena dengan hal ini pertumbuhan dapat dikontrol, beberapa tanaman bahkan dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan cara konvensional. Sedangkan akuaponik, karena memiliki kompleksitas spesies, maka hal yang penting dalam kehidupan akuaponik adalah menjaga keseimbangan. . Sedapat mungkin seluruh sistem dijaga untuk tetap stabil dan tidak berubah. Diperlukan waktu yang lebih lama sebelum kegiatan aquaponik bias berjalan dan menghasilkan. Saat pertama kali dilakukan, budidaya ikan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Membutuhkan waktu beberapa bulan untuk proses nitrifikasi atau mengubah kotoran menjadi nutrisi tanaman sampai proses in

towers-2423551

Cara Membersihkan Instalasi Hidroponik

Instalasi Hidroponik yang digunakan dalam kurun waktu tertentu akan mengakibatkan lumutan, berkerak dan kotor. Salah satu penyebab tanaman gagal tanaman adalah faktor kebersihan, kondisi instalasi yang kurang bersih akan meningkatkan peluang gagal panen.  Penting untuk menjadwalkan pembersihan instalasi secara berkala untuk menjaga lingkungan pertumbuhan yang optimal.

Peralatan

Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan yang terdiri dari berbagai macam sikat sesuai kebutuhan, sikat wc, sikat lantai kamar mandi, sikat gigi bekas, sabut pencuci piring, tongkat untuk disambung dengan sikat berguna untuk membersihkan bagian dalam pipa yang tidak terjangkau dengan tangan, sabun pembersih serta soda api.

Pindahkan Tanaman

Sebelum mencuci instalasi hidroponik, pastikan untuk memindahkan tanaman ke instalasi hidroponik lain yang mempunyai media tanam, campuran nutrisi dan derajat keasaman (pH) yang sama dengan instalasi hidroponik pertama. Keadaan yang sama penting untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman tidak stress dan dapat segera menyesuaikan diri dengan kondisi pertumbuhan tanaman yang baru.

Sterilisasi

Sterilisasi instalasi hidroponik berguna untuk membasmi bibit atau hama pengganggu, sterilisasi dapat dilakukan dengan melakukan perendaman dan pengaliran cairan pembersih. Untuk sistem wick, instalasi dapat direndam dengan larutan pembersih.

Sedangkan sistem NFT yang menggunakan pipa, pembersihan dapat dilakukan dengan mengaliri pipa menggunakan cairan pembersih. Perendaman dan pengaliran pipa dapat dilakukan selama 24 jam.

Selain menggunakan cairan pembersih, soda api juga dapat digunakan untuk membersihkan pipa. Campurkan bubuk soda api dengan air, kemudian gunakan cairan tersebut untuk merendam atau mengaliri pipa. Berbeda dengan cairan pembersih yang harus didiamkan selama 24 jam, untuk soda api cukup diamkan selama beberapa saat.
Akan tetapi, penggunaan soda api harus hati-hati, karena soda api merupakan zat yang cukup berbahaya. Sehingga, membutuhkan perhatian khusus saat menggunakannya. Khususnya, jika soda api terkena air meskipun hanya sedikit. Penggunaan soda api yang terlalu sering dapat menyebabkan pipa rapuh. Oleh karena itu,  gunakan zat ini jika benar-benar diperlukan.

Pencucian

Setelah dilakukan perendaman maupun pengaliran. Langkah berikutnya ialah membilas instalasi dengan air bersih. . Lakukan pembilasan sebanyak 3 kali. Jika masih terdapat kotoran yang menempel, gosok bagian kotoran dengan peralatan yang sesuai hingga kotoran terangkat.

Kemudian bilas kembali instalasi hidroponik. Jangan menggunakan air bekas bilasan untuk membilas ulang, usahakan untuk selalu menggunakan air bersih yang baru.

 Instalasi hidroponik siap digunakan, pindahkan kembali tanaman ke instalasi yang sudah dibersihkan. Pastikan media tanam, campuran nutrisi dan derajat keasaman (pH) sesuai dengan kondisi optimal pertumbuhan tanaman.

drop-3698073

Air Untuk Kehidupan Hidroponik

Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya hidroponik. Air adalah sistem transportasi dasar pada hidroponik karena melarutkan dan mengangkut nutrisi ke tanaman dan sistem akarnya. Disisi lain, air juga melarutkan banyak kotoran yang dapat membahayakan tanaman. Kotoran ini tidak dapat dengan mudah dideteksi secara visual.

Beberapa pemula terkadang membuat asumsi yang salah mengenai kualitas air karena hanya melihat dari tampak luar. Dengan asumsi bahwa air yang jernih dan tidak berbau yang didapatkan dari keran adalah air murni, dan aman untuk tanaman mereka. Asumsi lain yang beredar adalah aman untuk konsumsi manusia,  jadi mengapa tidak untuk tanaman, kedua hal ini merupakan kekeliruan.  Tanaman cenderung lebih sensitif terhadap air tertentu daripada manusia. Terkadang ada kotoran yang tertinggal di “Air Minum ” yang menjadi masalah bagi tanaman, terutama dalam sistem hidroponik,  walaupun sejatinya aman untuk dikonsumsi manusia. Air minum pada umumnya diolah dengan bahan kimia agar dapat menghasilkan kualitas layak minum. Spesifikasi air minum ini berlaku untuk membuat air yang aman bagi manusia, tetapi belum tentu aman untuk tanaman.

Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan sejumlah masalah pertumbuhan tanaman termasuk pertumbuhan yang terhambat, keracunan mineral atau gejala kekurangan, penumpukan elemen yang tidak diinginkan dalam jaringan tanaman, kontaminasi bakteri, dll. Sehingga kualitas sumber air harus dipertimbangkan. Ada banyak penyebab yang dapat mempengaruhi kualitas air,  antara lain:

Air hujan

Hujan dapat menjadi sumber yang bagus untuk air bersih secara gratis, namun tergantung pada bagaimana dan di mana air hujan dikumpulkan dan disimpan. Jika tidak dikumpulkan atau disimpan pada wadah yang tepat, air hujan dapat mengandung kontaminan. Daerah dengan polusi tinggi akan menghasilkan hujan asam sebagai hasil dari tetesan hujan yang mengumpulkan dan menahan polutan dalam perjalanan turun dari awan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap besi galvanis atau talang hujan bisa mengandung seng tingkat tinggi. Air yang disimpan di tangki semen baru dapat mengandung mineral yang telah larut ke dalamnya dari semen. Disarankan untuk menguji air hujan sebelum menggunakannya untuk tanaman hidroponik anda.

Mineral

Air sebagai pelarut yang sangat baik melarutkan sejumlah besar zat termasuk mineral. Beberapa di antaranya memang bermanfaat, namun jika jumlahnya terlalu berlebih hal ini justru dapat membahayakan tanaman. Untuk memastikan bahwa tidak ada mineral yang berlebih atau mineral berbahaya bagi tanaman di dalam air,  dengan menggunakan reverse osmosis hal ini dapat menghilangkan> 90% ion. Air dengan konsentrasi ion yang rendah direkomendasikan untuk pertumbuhan tanaman.

Klorinasi

Pusat pengolahan air khususnya di daerah perkotaan sering menggunakan klorinasi untuk mengontrol tingkat bakteri dan patogen. Kadar klorin aktif yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman, terutama buah dan sayuran sensitif seperti salad sayuran, stroberi, dan lainnya. Namun kabar baiknya, klorin sangat mudah menguap dan menguap dengan cepat saat bersentuhan dengan udara. Untuk menghindari kerusakan, anda  dapat menempatkan air berklorin di tempat penyimpanan terbuka dan membiarkan 48 hingga 72 jam (tergantung konsentrasi klorin), klorin akan menghilang sebelum digunakan untuk dicampur dengan larutan nutrisi. Ketika kadar klorin aktif turun di bawah 1ppm, maka klorin aman digunakan untuk tanaman. Sebelum menghilangkan klorin, pastikan bahwa air benar-benar mengandung klorin, dan bukan kloramin.  Hal ini karena kloramin tidak dapat dihilangkan dengan distilasi, membiarkan kloramin menguap, atau bahkan dengan sistem RO standar. Kloramin baru dapat dihilangkan dengan unit RO khusus yang dibuat untuk menyaring kloramin (yaitu sistem deionizer RO 5 tahap).

Besi dan Bakteri Besi

Besi dalam bentuk besi hidroksida umumnya terdapat pada sumber air tanah, biasanya ditemukan di daerah dengan endapan pasir besi atau bijih besi. Walupun besi hidroksida tidak berbahaya secara langsung bagi tanaman tetapi akan menyebabkan masalah penyumbatan di berbagai komponen instalasi hidroponik. Jika tidak dihilangkan bakteri besi akan mengkonsumsi berbagai nutrisi yang disediakan untuk pertumbuhan tanaman. Pada kasus ini besi Hidroksida dapat dihilangkan dengan aerasi dan pengendapan, atau flokulasi dengan agen yang berbeda. Sedangkan bakteri besi dapat dihilangkan dengan sterilisasi air atau larutan nutrisi.

Suhu Air

Suhu larutan nutrisi harus berkisar antara 65 hingga 80 derajat Fahrenheit (18 hingga 26 derajat Celcius). Sebelum menambahkan air ke tempat penyimpanan,  ada baiknya untuk membiarkannya mencapai suhu yang sama dengan air yang telah disimpan pada tempat penyimpanan.  Tanaman tidak menyukai perubahan suhu yang cepat, terutama di daerah perakaran.

Bakteri dan Patogen

Air yang berasal dari sumur, aliran kolam, dll. Sering mengandung organisme yang harus dibuang sebelum air dapat digunakan dalam formulasi nutrisi. Yang paling umum dari ‘patogen’ ini adalah Pythium, yang dapat menyerang tanaman jika terdapat dalam konsentrasi spora yang cukup. Selain itu, bakteri melepaskan ion dan bahan organik, yang dapat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Kualitas air yang stabil diperlukan agar hidroponik dapat beroperasi dengan bak sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem penjernihan air termasuk teknologi Reverse Osmosis (RO) untuk menghasilkan air sesuai kebutuhan. Penggunaan RO untuk meminimalkan fluktuasi kualitas air keran dan menurunkan konsentrasi beberapa kontaminan.