sistem wick hidroponik

SISTEM WICK HIDROPONIK

Sumber : kebunrumahan.com

Berkebun hidroponik memiliki beberapa jenis sistem yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kesukaan teman berkebun. Mulai dari sistem rakit apung, sistem NFT, sistem DFT, aeroponik, dutch bucket dan sistem wick. Kali ini, parmin akan membahas sistem wick hidroponik yang banyak dikenal dikalangan pecinta hidroponik sebagai sistem hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini sangat cocok bagi pemula yang ingin belajar hidroponik. Yuk simak artikel berikut ini

Sistem Wick Hidroponik

Sumber : hidroponikuntuksemua.com

Sistem wick hidroponik merupakan salah satu sistem pasif yang sering digunakan oleh pemula untuk memulai menanam sayuran secara hidroponik. Pasif artinya tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu, biasanya sumbu menggunakan kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air. Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti Perlite, Vermiculite, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, cocopeat.

Cara Menanam Hidroponik Sistem Wick

  1. Siapkan wadah tempat nutrisi atau bak larutan yang tahan panas
  2. Kemudian siapkan wadah untuk tanaman seperti netpot
  3. Siapkan sumbu yang akan digunakan seperti kain flanel
  4. Lalu siapkan media tanam, bisa menggunakan serbuk kelapa, sekam bakar, arang, kerikil, serbuk kayu, spons ataupun rockwool (pilih salah satu)
  5. Pastikan larutan nutrisi AB mix hidroponik sudah ada. Baca : https://farmee.id/tips-trik-penggunaan-nutrisi-ab-mix/
  6. Pasanglah sumbu pada bagian bawah wadah, pastikan sumbu menyentuh air nutrisi hidroponik
  7. Isi netpot dengan media tanam yang sudah ditumbuhi benih tanaman. Baca
  8. Kemudian, isikan air sesuai dengan kadar PH dan PPM tanaman yang akan ditanam secara hidroponik

Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Berkebun Sistem Wick

  1. Bahan tahan panas : Usahakan menggunakan bahan-bahan yang tahan panas. Biasanya sistem wick menggunakan bak berbahan plastik yang tahan panas.
  2. Perhatikan jarak tanam : Sesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanaman, karena beberapa tanaman memerlukan jarak lubang tanam yang panjang agar dapat bertumbuh secara optimal.
  3. Jarak netpot ke larutan nutrisi : Usahakan jarak netpot tidak lebih dari 1 cm ke larutan nutrisi agar ketika akar tanaman keluar dari sumbu bisa segera terkena larutan nutrisi.
  4. Tanaman sesuai daya kapilaritas sumbu : Jika tidak sesuai daya kapilaritas sumbu maka akan berakibat pada tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi pada tanaman hidroponik.
  5. Aduk larutan nutrisi : Jika tidak menggunakan aerator, teman berkebun dapat mengaduk larutan nutrisi minimal 1x sehari.
  6. Bak larutan tidak tembus cahaya : Gunakan bak larutan yang bersifat tidak tembus cahaya matahari agar pertumbuhan lumut tidak banyak. Kehadiran lumut akan membahayakan pertumbuhan tanaman.
  7. Ganti air hidroponik : Hidroponik dengan sistem wick selalu usahakan mengganti air 1x seminggu untuk menghindari adanya jentik nyamuk pada bak sistem.
  8. Air baku dibawah 100 ppm : Air baku dengan ppm yang tinggi menandakan bahwa air tersebut sudah memiliki banyak campuran bahan-bahan didalamnya. Air yang paling bagus untuk hidroponik adalah air yang memiliki nilai 0 ppm namun memang cukup sulit mendapatkannya. Baca : https://farmee.id/air-untuk-kehidupan-hidroponik/
  9. Suhu larutan  nutrisi : usahakan larutan nutrisi hidroponik dalam bak adalah 24-27 derajat celcius. Selalu cek menggunakan alat ukur suhu atau pH meter. Jika lebih dari itu maka teman berkebun dapat mengaturnya dengan larutan pH up/down. Baca : https://farmee.id/antara-ph-dan-hidroponik/
  10.  Spray tanaman : Ketika panas terik antara jam 09.00 -14.00 akan menghasilkan suhu lingkungan terlalu panas dari kebiasaan tanaman, tentu akan cukup berpengaruh pada tanaman menjadi layu. Teman berkebun dapat membanttu tanaman dengan spray tanaman jika kondisi tanaman layu.
  11.  Rutin cek sumbu : Selalu cek dan pastikan sumbu bekerja dan bisa membasahi rockwool dan tidak kekeringan agar tanaman tetap segar dan tumbuh optimal.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Wick Hidroponik

Kelebihan :

  • Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
  • Biaya pembuatan yang murah
  • Mempermudah perawatan tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman
  • Tidak tergantung listrik

Kekurangan :

  • Air dan nutrisi yang diberikan tidak dapat kembali ke bak penampungan sehingga lebih boros
  • Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah
  • Kelemahan terbesar dari sistem ini adalah jika tanaman besar dan akan menggunakan air lebih banyak dari daya serap sumbu.

Ingin segera memulai berkebun hidroponik ? Farmee akan membantu teman berkebun, karena Farmee menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. So, tunggu apalagi ? Kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di instagram.

drop-3698073

Air Untuk Kehidupan Hidroponik

Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya hidroponik. Air adalah sistem transportasi dasar pada hidroponik karena melarutkan dan mengangkut nutrisi ke tanaman dan sistem akarnya. Disisi lain, air juga melarutkan banyak kotoran yang dapat membahayakan tanaman. Kotoran ini tidak dapat dengan mudah dideteksi secara visual.

Beberapa pemula terkadang membuat asumsi yang salah mengenai kualitas air karena hanya melihat dari tampak luar. Dengan asumsi bahwa air yang jernih dan tidak berbau yang didapatkan dari keran adalah air murni, dan aman untuk tanaman mereka. Asumsi lain yang beredar adalah aman untuk konsumsi manusia,  jadi mengapa tidak untuk tanaman, kedua hal ini merupakan kekeliruan.  Tanaman cenderung lebih sensitif terhadap air tertentu daripada manusia. Terkadang ada kotoran yang tertinggal di “Air Minum ” yang menjadi masalah bagi tanaman, terutama dalam sistem hidroponik,  walaupun sejatinya aman untuk dikonsumsi manusia. Air minum pada umumnya diolah dengan bahan kimia agar dapat menghasilkan kualitas layak minum. Spesifikasi air minum ini berlaku untuk membuat air yang aman bagi manusia, tetapi belum tentu aman untuk tanaman.

Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan sejumlah masalah pertumbuhan tanaman termasuk pertumbuhan yang terhambat, keracunan mineral atau gejala kekurangan, penumpukan elemen yang tidak diinginkan dalam jaringan tanaman, kontaminasi bakteri, dll. Sehingga kualitas sumber air harus dipertimbangkan. Ada banyak penyebab yang dapat mempengaruhi kualitas air,  antara lain:

Air hujan

Hujan dapat menjadi sumber yang bagus untuk air bersih secara gratis, namun tergantung pada bagaimana dan di mana air hujan dikumpulkan dan disimpan. Jika tidak dikumpulkan atau disimpan pada wadah yang tepat, air hujan dapat mengandung kontaminan. Daerah dengan polusi tinggi akan menghasilkan hujan asam sebagai hasil dari tetesan hujan yang mengumpulkan dan menahan polutan dalam perjalanan turun dari awan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap besi galvanis atau talang hujan bisa mengandung seng tingkat tinggi. Air yang disimpan di tangki semen baru dapat mengandung mineral yang telah larut ke dalamnya dari semen. Disarankan untuk menguji air hujan sebelum menggunakannya untuk tanaman hidroponik anda.

Mineral

Air sebagai pelarut yang sangat baik melarutkan sejumlah besar zat termasuk mineral. Beberapa di antaranya memang bermanfaat, namun jika jumlahnya terlalu berlebih hal ini justru dapat membahayakan tanaman. Untuk memastikan bahwa tidak ada mineral yang berlebih atau mineral berbahaya bagi tanaman di dalam air,  dengan menggunakan reverse osmosis hal ini dapat menghilangkan> 90% ion. Air dengan konsentrasi ion yang rendah direkomendasikan untuk pertumbuhan tanaman.

Klorinasi

Pusat pengolahan air khususnya di daerah perkotaan sering menggunakan klorinasi untuk mengontrol tingkat bakteri dan patogen. Kadar klorin aktif yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman, terutama buah dan sayuran sensitif seperti salad sayuran, stroberi, dan lainnya. Namun kabar baiknya, klorin sangat mudah menguap dan menguap dengan cepat saat bersentuhan dengan udara. Untuk menghindari kerusakan, anda  dapat menempatkan air berklorin di tempat penyimpanan terbuka dan membiarkan 48 hingga 72 jam (tergantung konsentrasi klorin), klorin akan menghilang sebelum digunakan untuk dicampur dengan larutan nutrisi. Ketika kadar klorin aktif turun di bawah 1ppm, maka klorin aman digunakan untuk tanaman. Sebelum menghilangkan klorin, pastikan bahwa air benar-benar mengandung klorin, dan bukan kloramin.  Hal ini karena kloramin tidak dapat dihilangkan dengan distilasi, membiarkan kloramin menguap, atau bahkan dengan sistem RO standar. Kloramin baru dapat dihilangkan dengan unit RO khusus yang dibuat untuk menyaring kloramin (yaitu sistem deionizer RO 5 tahap).

Besi dan Bakteri Besi

Besi dalam bentuk besi hidroksida umumnya terdapat pada sumber air tanah, biasanya ditemukan di daerah dengan endapan pasir besi atau bijih besi. Walupun besi hidroksida tidak berbahaya secara langsung bagi tanaman tetapi akan menyebabkan masalah penyumbatan di berbagai komponen instalasi hidroponik. Jika tidak dihilangkan bakteri besi akan mengkonsumsi berbagai nutrisi yang disediakan untuk pertumbuhan tanaman. Pada kasus ini besi Hidroksida dapat dihilangkan dengan aerasi dan pengendapan, atau flokulasi dengan agen yang berbeda. Sedangkan bakteri besi dapat dihilangkan dengan sterilisasi air atau larutan nutrisi.

Suhu Air

Suhu larutan nutrisi harus berkisar antara 65 hingga 80 derajat Fahrenheit (18 hingga 26 derajat Celcius). Sebelum menambahkan air ke tempat penyimpanan,  ada baiknya untuk membiarkannya mencapai suhu yang sama dengan air yang telah disimpan pada tempat penyimpanan.  Tanaman tidak menyukai perubahan suhu yang cepat, terutama di daerah perakaran.

Bakteri dan Patogen

Air yang berasal dari sumur, aliran kolam, dll. Sering mengandung organisme yang harus dibuang sebelum air dapat digunakan dalam formulasi nutrisi. Yang paling umum dari ‘patogen’ ini adalah Pythium, yang dapat menyerang tanaman jika terdapat dalam konsentrasi spora yang cukup. Selain itu, bakteri melepaskan ion dan bahan organik, yang dapat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Kualitas air yang stabil diperlukan agar hidroponik dapat beroperasi dengan bak sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem penjernihan air termasuk teknologi Reverse Osmosis (RO) untuk menghasilkan air sesuai kebutuhan. Penggunaan RO untuk meminimalkan fluktuasi kualitas air keran dan menurunkan konsentrasi beberapa kontaminan.

diana-oborska-eS07Cany2g4-unsplash

PSBB Ala Hidroponik

Apa itu PSBB Ala Hidroponik ?

PSBB disini berbeda dengan kepanjangan PSBB pada umumnya. PSBB disini memiliki arti Panen Sayur Besar – Besaran ala Hidroponik. Masih belum banyak yang mengetahui bahwa ternyata dengan sistem hidroponik-pun dapat diproduksi dalam skala besar dan tentunya menguntungkan. Simak artikel berikut untuk mengetahui tips dan trik PSBB dengan Hidroponik.

Berbisnis Sayuran Hidroponik

Keuntungan yang diperoleh bercocok tanam dengan metode hidroponik adalah dengan luas lahan yang minimalis kita dapat menghasilkan hasil panen melimpah serta ramah lingkungan bahkan dapat berorientasi pada hasil tanaman organik. Untuk anda yang ingin memulai bisnis dengan hidroponik, ada beberapa tips yang harus diperhatikan.

Ada banyak variasi tanaman hidroponik, namun untuk orientasi bisnis disarankan untuk memilih jenis tanaman yang paling menguntungkan dan mendatangkan laba yang lebih besar. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih tanaman adalah umur tanaman dan perawatan. Semakin cepat dipanen dan semakin mudah perawatan akan lebih meneguntungkan. Walupun beberapa tanaman dengan kategori ini memiliki harga yang tidak terlalu tinggi, namun sebagian besar masyarakat membutuhkan sehingga dengan modal yang tidak terlalu besar dapat menghasilkan keuntungan.

Tidak semua jenis tanaman hidroponik harus dijual ketika sudah dipanen. Beberapa tanaman justru memiliki harga tinggi ketika sebelum matang sudah dijual dalam bentuk instalasi satuan. Tanaman yang dijual dengan konsep seperti ini dapat dijadikan hiasan di rumah, bagi mereka yang masih enggan untuk memulai hidroponik dari nol. Contoh tanaman yang dapat dijual dengan konsep ini adalah buah sayur, seperti cabe, tomat, paprika, dan lain-lain. Beberapa benih sayuran tersedia di Farmee.id.

Sayuran Hidroponik

Berikut beberapa contoh jenis sayuran hidroponik yang memiliki umur yang pendek dan perawatan yang tergolong mudah sehingga menguntungkan untuk diperdagankan.

Selada

Sayuran yang sering dijadikan lalapan ini merupakan salah satu tanaman yang plaing subur ketika dibudidayakan dengan metode hidroponik. Keuntungan menanam selada dengan metode hidroponik adalah perawatan yang tidak sulit, dan memiliki peluang keberhasilannya yang cukup tinggi. pH untuk selada sendiri berkisar di 6,0 – 7,0, dengan ppm 560 -840. Tips memananam hingga memanen selada secara lengkap dapat dilihat pada artikel berikut.

Kangkung

Kangkung merupakan tanaman yang cocok ditanam di lingkungan tropis seperti di Indonesia. Sayuran ini merupakan salah satu sayuran favorit keluarga di Indonesia karena mudah ditemukan, mudah diolah, dan memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Salah satu teknik penyemaian benih kangkong adalah dengan merendam benih kangkung selama 3-6 jam dalam air hangat, kemudian dipindahkan ke tisu basah sampai kecambah mulai tumbuh dan siap ditanam di media hidroponik. pH untuk kangkong sendiri berkisar pada 5,5 – 6,5 dengan ppm 1050 – 1400.   Untuk tips menaanam hinga memanen kangkong lainnya dapat dilihat pada artikel berikut.

Bayam

Kandungan nutrisi pada bayam baik untuk anti peradangan, membantu mencegah obesitas, serta menyehatkan mata dan tulang. Lama penanaman bayam dengan metode hidroponik sekitar 30-35 hari hingga siap dipanen. Bayam memiliki ppm 1260 – 1610 dengan pH 6,0 -7,0.

Sawi

Sawi yang ditanam dengan metode hidroponik dapat dipanen lebih cepat dari waktu seharusnya, Kandungan dalam sawi bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker, menyehatkan tulang, serta ampuh mencegah penyakit diabetes. Sayuran ini dapat tumbuh optimal dengan pH 5,5 – 6,5 dan ppm 1050-1400.

Sistem dutch bucket hidroponik

SISTEM DUTCH BUCKET HIDROPONIK

Sumber : bebeja.com

Berkebun dengan sistem hidroponik memiliki beragam jenis yang dapat teman berkebun lakukan. Mulai dari sistem NFT, DFT, aquaponik, dutch bucket, rakit apung dan lain – lain. Nah kali ini, parmin akan menjelaskan salah satu sistem hidroponik, yakni sistem dutch bucket hidroponik. Yuk simak artikel berikut yang akan menambah pemahaman teman berkebun semuanya.

Apa itu Dutch Bucket Hidroponik ?

Sumber : hidroponikuntuksemua.com

Dutch Bucket System (DBS) merupakan teknik hidroponik yang menekan air dan nutrisi yang disirkulasikan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Sistem ini juga menggunakan listrik dan pompa yang stabil untuk mensirkulasikan larutan nutrisi ke dalam media tanam. Aliran nutrisi diatur sesuai waktu sehingga dibutuhkan timer dan agar nutrisi lebih cepat terserap oleh akar tanaman maka dibutuhkan aerator yang juga berfungsi sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh akar tanaman.

Media tanam yang bisa digunakan pada Dutch Bucket System antara lain hidroton, perlite, batu apung atau zeolit. Sehingga menurut parmin, sistem hidroponik dutch bucket ini cocok untuk jenis tanaman dengan perakaran dalamseperti tomat, semangka, terung, cabai, paprika, anggur, mentimun dan melon.

Komponen Penting dan Sistem Kerja Pada Dutch Bucket

  • Bucket (wadah atau ember) merupakan bagian yang berfungsi sebagai wadah media tanam. Pada bagian bawah bucket tersebut terdapat lubang outlet yang letaknya sedikit lebih tinggi dari dasar bucket. Lubang outlet terhubung dengan pipa menuju tandon. Lubang outlet tersebut berfungsi untuk menjaga agar larutan nutrisi tersedia dalam batas tertentu. Tujuannya agar tanaman selalu mendapat pasokan nutrisi dan air, tetapi tidak berlebihan.
  • Kemudian, Pipa inlet merupakan pipa untuk mengalirkan larutan nutrisi ke media tanam. Pipa inlet terhubung langsung dengan pompa yang berada pada tandon nutrisi, larutan nutrisi dari pipa inlet dialirkan ke media tanam melalui selang kecil yang biasanya berwarna hitam dan berukuran 5 mili meter.
  • Pipa outlet merupakan pipa yang terhubung dengan lubang dibawah bucket dan berfungsi untuk mengembalikan larutan nutrisi ke tandon. Jika larutan nutrisi pada media tanam dalam bucket sudah melampaui ambang tetentu, maka kelebihan larutan nurtrisi tersebut secara otomatis akan kembali ke tandon.
  • Tandon nutrisi merupakan wadah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan larutan nutrisi. Didalam tandon terdapat pompa untuk mengalirkan larutan nutrisi ketanaman.
  • Pompa merupakan alat penting yang wajib ada pada sistem DB. Tanpa pompa larutan nutrisi tidak dapat disirkulasikan dari tandon ke media tanam dan kemudian dikembalikan ke tandon. Pompa diatur secara otomatis untuk mengalirkan nutrisi secara periodik selama waktu yang bisa ditentukan.

Keunggulan Dutch Bucket

  • Fleksibel, Dutch Bucket System bisa diaplikasikan baik skala kecil (hobi) maupun skala besar (skala budidaya).
  • Sederhana dan relatif murah karena bisa dibuat dengan barang-barang bekas dan peralatan seadanya.
  • Tanaman lebih subur dan produktif, karena adanya sirkulasi air dan nutrisi yang memungkinkan terdapat lebih banyak oksigen pada larutan nutrisi tersebut.

Namun satu hal yang paling penting dan harus diperhatikan adalah aliran listrik harus stabil. apabila daerah atau wilayah teman berkebun lancar aliran listrik, maka sistem ini akan mudah diterapkan dan cocok untuk dilakukan.

Tertarik untuk dapat segera menanam tanaman hidroponik dengan sistem dutch bucket ? Farmee menyediakan sistem Dutch Bucket Hidroponik yang teman berkebun dapat langsung gunakan. Tidak hanya dutch bucket, Farmee juga menyediakan paket instalasi hidroponik yang bisa langsung dipakai untuk menanam! Tentunya kami akan dampingi sampai berhasil panen. Ingin mulai berkebun? Kontak kami sekarang melalui nomor di website atau DM di Instagram

rezel-apacionado-MZfS19xrrz0-unsplash

Cara Menanam Tomat Metode Hidroponik

Dengan metode hidroponik, menanam tomat di rumah bukan sebuah hal yang mustahil lagi. Salah satu keuntungan menanam tomat di rumah adalah, dapat memilih jenis tomat yang kita tanam. Beberapa jenis tomat tersebut diantaranya tomat buah merah, tomat chery, tomat rowako, tomat redpear, tomat roma dan tomat indigo. Kegunaan tomat sendiri beragam, dari olahan makanan, minuman, bahkan tak jarang digunakan sebagai garnis,  serta rasanya yang khas, menjadikan tomat banyak diminati dan menjadi kebutuhan yang hampir selalu ada di rumah. Berikut Langkah mudah menanam tomat hiroponik di rumah :

Persiapan

Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menanam tomat hidroponik, terdiri dari : media tanam, nutrisi, dan instalasi hidroponik. Media tanam yang bisa digunakan adalah rockwool. Selain praktis, rockwool lebih muda didapatkan. Nutrisi AB Mix digunakan pada bak penampungan sebagai asupan nutrisi tomat nantinya. Nutrisi ini dibutuhkan pada saat proses pembesaran sistem hidroponik. Sementara itu, instalasi hidroponik yang bisa diaplikasikan, seperti DFT, , dutch . bucket dan drip system. Produk- perlengkapan hidroponik tersebut dapat anda temukan di Farmee.id.

Penyemaian

Sebelum melakukan penyemaian hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan bibit. Pemilihan bibit yang unggul dapat dilakukan dengan merendam benih/bibit tomat yang telah kering tersebut selama 15-20 menit, bibit yang terendam adalah bibit yang baik. Langkah berikutnya adalah pra-semai kemudian penyemaian yang dapat dilihat pada artikel berikut.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah disemai pada instalasi hidroponik. Pemindahan dilakukan ketika bibit telah berusia 3-4 pekan atau sudah keluar 3 hingga empat daun sejati. Tanaman sebaiknya digunakan pagi atau sore hari saat kondisi redup atau sejuk.

Perawatan

Beberapa tips untuk merawat tomat agar dapat tumbuh dengan optimal yaitu; memastikan pH larutan nutrisi, pH ideal untuk tanaman tomat adalah 5,5 – 6,5. Memastikan ketersediaan larutan nutrisi, jangan sampai tanaman kekurangan nutrisi. Ketika tomat mulai berbunga, tanaman sangat rakus, yang menyebabkan nutrisi cepat habis, terlebih jika cuaca panas. Oleh karena itu, pengecekan harus lebih sering agar tanaman tidak mati kekeringan dan gagal bebruah. Hindarkan tanaman tomat dari sengatan langsung sinar matahri yang terlalu panas.

Pemanenan

Buah tomat dapat di panen 80-90 hari setelah pindah tanam. Ciri-ciri buah tomat yang sudah siap panen yaitu bila warnanya sudah menjadi kemerahan. Satu tanaman hidroponik dapat dilakukan panen sebanyak 2 kali selama rentang waktu 10 bulan. Setelah itu, tanaman harus diganti dengan bibit yang baru. Tomat hidroponik yang telah dipanen dsarankan tidak dicuci dengan air agar tidak lekas busuk. Cara membersihkannya dengan mengelap menggunakan kain kering, dan dapat langsung disimpan.

tolga-ahmetler-HqbptzjszGs-unsplash

Rahasia Panen Hidroponik Setiap Pekan Dengan Rotasi Tanaman

Dalam berhidroponik, khususnya bagi pemula tidak disarankan untuk menanam berbagai jenis tanaman dalam satu fase penanaman. Hal ini disarankan, agar proses perawatan tanaman hingga akhirnya panen dapat berlangsung optimal. Namun, tidak dipungkiri bahwa menanam satu jenis tanaman menimbulkan rasa bosan terutama dalam proses pengolahan yang kurang bervariasi, dan menunggu hasil panen yang dapat berlangsung selama-lama berpekan-pekan. Rahasia agar dapat panen setiap pekan adalah dengan melakukan serangkaian proses penanaman mulai dari penyemaian benih sampai proses pembesaran tanaman atau yang biasa disebut rotasi tanaman.

Pengertian Rotasi tanaman

Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman adalah salah satu sistem budidaya tanaman dengan cara menggilir atau menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda dalam waktu yang tidak bersamaan.

Fungsi Rotasi Tanaman

Mengurangi intensitas serangan hama penyakit. Dengan metode ini beberapa jenis hama dapat ditangkal apabila melakukan rotasi tanaman dengan jenis ataupun family tanaman yang berbeda. Setiap famili tanaman biasanya memiliki hama dan penyakit yang hampir sama, melalui rotasi tanaman dengan famili yang berbeda maka siklus hama dan penyakit yang menyerang pada periode sebelumnya akan terputus.

Memenuhi Kebutuhan dan permintaan pasar. Melalui rotasi tanaman dapat diproduksi berbagai varian komoditas dalam 1 instalasi tanam, yang tentunya sesuai kebutuhan tubuh yang membutuhkan beraneka macam sayur untuk memenuhi nutrisi. Jika produksi dilakukan dalam skala besar, dapat disesuaikan dengan permintaan pasar dan menyesuaikan dengan pola tanam, sehingga proses panen dapat dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan permintaan pasar.

Cara Melakukan 

Bagaimana melakukan rotasi tanaman dirumah, berikut penjelasan simulasi proses rotasi tanaman:

Tahap 1 : Aktifitas Pekan Ke-1

  1. Siapkan dua buah baki/tray untuk penyemaian benih. Beri tanda Baki 1 & Baki 2.
  2. Siapkan benih yang akan disemai.
  3. Lakukan pra-semai dengan jumlah benih setengah + 20% dari jumlah lubang instalasi yang kita miliki. Tips mengenai proses penyemaian dapat dilihat disini. 
  4. Setelah benih berkecambah, pindahkan ke rockwool dan letakkan pada Baki 1. Kemudian lakukan perawatan semai selama satu pekan.

Tahap 2 : Aktifitas Pekan Ke-2

  1. Setelah satu pekan berlalu, pindahkan semaian yang ada pada Baki 2.
  2. Lakukan proses penyemaian benih yang sama pada pekan ke-1 atau gunakan benih yang berbeda dengan cara yang sama persis dilakukan pada pekan ke-1.
  3. Jaga dan rawat semaian pada baki 1 dan baki 2 dengan baik dan tunggu hingga satu pekan kemudian.

Tahap 3 : Aktifitas Pekan Ke-3

  1. Setelah dua pekan berlalu, pindahkan semaian yang ada pada Baki 2 ke instalasi pembesara. Pastikan hanya 2 bagian pipa yang terisi.
  2. Kemudian pindahkan semaian benih yang ada pada Baki 1 ke Baki 2.
  3. Lakukan proses penyemaian benih baru, bisa satu jenis dengan benih pada pekan sebelumnya maupun jenis benih yang berbeda.

Tahap 4 : Aktifitas Pekan Ke-4

  1. Setekah tiga pekan berlalu, pindahkan semaian yang ada pada Baki 2 ke sisa pipa yang tersedia di instalasi pembesaran.
  2. Kemudian, pindahkan semaian benih yang ada pada Baki 1 ke Baki 2.
  3. Lakukan proses penyemaian benih baru, boleh berbeda dengan benih sebelumnya atau benih yang sama, dengan cara sama persis yang dilakukan pada pekan ke-1, ke-2, ke-3. Selamat mencoba.
dimitri-s4gWFbWdcWg-unsplash

Istilah Penting Dalam Hidroponik

Istilah penting hidroponik merupakan kumpulan beberapa istilah yang sering didengar oleh pengguna hidroponik. Bagi pemula istilah ini akan membantu dalam mengawali perjalanan berhidroponik.

Instalasi Hidroponik

Instalasi hidroponik, merupakan komponen utama dalam berhidroponik. Pada media ini, proses pembesaran tanaman dilakukan. Instalasi hidroponik terdiri dari beberapa sistem. Farmee.id menyediakan instalasi hidroponik dengan harga yang ramah kantong.

Media Tanam

Media tanam, suatu tempat atau wadah berguna untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar tumbuh. Selain itu juga digunakan untuk pondasi akar agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan sebagai sarana menghidupi tanaman. Farmee.id pernah membahas beberpaa media tanam yang dapat digunakan pada sistem hidroponik pada artikel berikut. 

Benih

Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis. Pemilihan biji menjadi faktor penentu awal keberhasilan tumbuhnya tanaman hidroponik.

Bibit

Bahan tanaman yang berasal dari benih yang disemai dan telah berkecambah untuk menuju proses pertumbuhan dan perkembangan tanam selanjutnya. Ciri dari bibit adalah sudah tumbuhnya akar, daun, dan batang.

Semai

Semai, benih tumbuhan (yang sudah berkecambah) yang akan ditanam lagi sebagai bibit di tempat lain. Proses penyemaian membutuhkan perhatian khsus agar peluang keberhasilan besar.

Sprout

Berkecambah, merupakan kondisi benih sudah pecah dan terlihat sedikit bagian berwarna putih yang keluar dari biji/benih.

HSS & HST

Jika HSS merupakan kepanjangan dari hari setelah semai yang artinya usia (dalam hari ) tanaman yang dihitung sejak benih disemai. Maka usia tanaman (dalam hari) yang dihitung sejak benih ditanam dikenal dengan HST (Hari Setelah Tanam)

Unsur Hara Makro dan Unsur Hara Mikro

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Beberapa unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik pada artikel berikut. Sedangkan, unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah relatif sedikit disebut unsur hara mikro. Kebutuhan unsur hara mirko pada hidroponik dapat dibaca disini.

Nutrisi AB Mix

Nutrisi AB Mix, larutan kimia yang tidak berbahaya (food grade) dan bersifat water soluble. Artinya zat kimia yang digunakan akan larut secara sempurna (100%) dan terkonvensi menjadi ion yang akan langsung diserap oleh akar tanaman.

TDS / EC Meter

TDS meter, suatu alat yang digunakan untuk mengukur partikel yang ada pada larutan air. Dalam hidroponik, alat ini digunakan untuk mengukur kadar nutrisi dalam air.

PH Meter & PH Up/ Down KIT

PH meter, jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan suatu cairan. Salah satu faktor optimal tidaknya pertumbuhan tanaman hidroponik terletak pada, pH, simak artikelnya disini. Untuk menaikkan maupun menurunkan kadar pH dalam air dapat menggunakan larutan berkonsentrasi tinggi yang dikenal dengan pH up / down kit.

Parts Per Milion (PPM)

Parts Per Milion, merupakan satuan untuk menggambarkan nutrisi yang terlarut pada air di sistem hidroponik.

Organisme Penganggu Tanaman (OPT)

Organisme Penganggu Tanaman dibagi menjadi tiga, yaitu hama, gulma, dan penyakit. Tanaman hidroponik banyak menerima gangguan yang dilakukan oleh hama dan penyakit, sedangkan penganggu dari golongan gulma tidak begitu signifikan secara kuantitas.

Hama Penganggu Tanaman (HPT)

Serangan hama penganggu tanaman sering terjadi saat tanaman sudah mulai tumbuh daun, batang, atau ranting. Ciri-cirinya yaitu daun dan buah berlubang lalu membusuk atau mati. Beberapa jenis HPT pada tanaman hidroponik adalah ulat, thrips, tungau, kutu, semut, dan lain-lain.

Etiolasi

Etiolasi ialah pertumbuhan tanaman yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.

3

Langkah Memanen Hingga Menanam Caisim

Sawi hijau (brassica juncea) atau sering disebut juga dengan sawi bakso, caisim, atau caisim merupakan salah satu tanaman hidroponik yang berpeluang besar berhasil hingga panen, sehingga caisim cocok ditanam bagi pemula. Selain itu, caisim merupakan tanaman berumur pendek, dan dapat tumbuh dalam kondisi cuaca apapun bahkan tahan terhadap terpaan hujan. Berikut beberapa tips tahap menanam caisim hingga tahap memanen caisim dengan hidroponik :

Pembenihan hingga Penyemaian

Benih adalah prioritas pertama dan utama dalam proses penanaman. Baik tidaknya benih menjadi faktor utama yang menentukan sukses tidaknya penanaman. Untuk mendapatkan benih yang berkualitas, pastikan memilih benih yang berkualitas. Pastikan kemasan benih terbuat dari aluminium dan kemasan segel, pastikan benih yang akan ditanam tidak berumur lebih dari 70 hari dan disimpan kurang dari 3 tahun. Benih dengan kriteria seperti ini tersedia di Farmee.id.

Jika benih telah disiapkan, selanjutnya dilakukan penyemaian, Langkah-langkah penyemaian telah diulas pada artikel berikut. Jangka waktu penyemaian kurang lebih 2 minggu, hingga benih caisim sudah siap untuk ditanam.

Penanaman

Setelah benih caisim tumbuh dan memiliki sekitar 4 lembar daun, maka tanaman sudah bisa dipindahkan ke media hidroponik dan diberi larutan nutrisi hidroponik. Umumnya, benih caisim sudah bisa dipindahkan ke media hidroponik ketika berusia sekitar 7-10 hari. Menanam caisim dapat diterapkan menggunakan sistem NFT maupun DFT ataupun sistem hidroponik lainnya.

Perawatan

Perawatan dan pemeliharaan tanaman caisim sangatlah mudah. Anda hanya cukup memastikan bahwa larutan nutrisi tanaman tidak habis. Pastikan pH tanaman caisim berkisar 5.5 – 6.5, pentingnya pH bagi tanaman hidroponik dapat dilihat pada artikel ini.  Sedangkan ppm untuk caisim berkisar 1050 – 1400.

Pemanenan

Caisim atau sawi hijau yang ditanam dengan sistem hidroponik sudah dapat dipanen ketika memasuki usia 30-40 hari. Untuk memanennya, bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama bisa memotong pangkal batang, dengan memotong pangkal ada kemungkinan tanaman untuk bertumbuh. Dan kedua mencabut seluruh  tanaman beserta akarnya secara perlahan. Hal yang perlu diingat adalah jangan sampai terlambat memanen, karena caisim akan segera berbunga.

6

Media Tanam Hidroponik

Media tanam dalam hidroponik berfungsi untuk menopang dan mengalirkan nutrisi tanaman. Pada dasarnya terdapat dua jenis media tanam dalam sistem hidoponik; media tanam organik dan media tanam non-organik. Berikut beberapa media tanam yang biasa digunakan dalam sistem hidroponik.

Rockwool

Rockwool merupakan  sekumpulan serat yang dikumpulkan hingga membentuk busa. Salah satu media tanam ramah lingkungan yang terbuat dari kombinasi batu, yaitu batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang dipanaskan pada suhu 1.600˚C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian berubah bentuk menjadi serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat tersebut akan dipotong menyesuaikan dengan kebutuhan.

Di dalam rockwool terkandung pH yang cenderung tinggi bagi beberapa jenis tanaman sehingga memerlukan perlakuan khusus sebelum rockwool djadikan sebagai media tanam. Hal yang membuat rockwool digemari karena kemampuannya untuk mengikat akar dan menyerap nutrisi yang diberasal dari air. Air dan udara juga dapat disimpan dengan komposisi yang baik pula. Untuk beberapa jenis tanaman Rockwool dapat digunakan sejak masa penyemaian benih hingga proses pembesaran tanaman .

Hidroton

Hidroton atau expanded clay diperoleh melalui proses pemanasan dengan suhu mencapai lebih dari 1000˚C. Media tanam ini sangat popular di kalangan petani hidroponik di Jerman. Hidroton berbentuk bulatan-bulatan kecil seperti kelereng,dapat dipakai berulang kali, memiliki bobot yang sangat ringan namun kuat meyangga batang sayuran berkayu, seperti tomat dan cabe.

Arang Sekam

Arang sekam dianggap sebagai media tanam hidroponik yang steril, murah, dan efisien. Mempunyai daya serap yang baik,  dikatakan steril karena telah melalui proses pembakaran yang membuatnya relatif bebas hama sehingga tanaman Anda terbebas dari hama. Sifat padi yang sangat poros membuat akar juga bisa bertumbuh dengan lebih bebas.

Cocopeat (Sabut Kelapa)

Jika anda sedang mencari media tanam paling hemat air, cocopeat dapat menjadi pilihan terbaik. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan cocopeat dalam menahan air yaitu 6-9 kali lipat dari volumenya. Selain cocok sebagai media tanam, cocopeat juga berfungsi sebagai pupuk tambahan untuk kesuburan tanaman. Sebelum menggunakan cocopeat, disarankan untuk merendam dengan fungisida karena cocopeat mudah sekali lapuk akibat jamur dan hama penyakit lain.

Vermiculite

Vermiculite berasal dari bahan anorganik yang mempunyai sifat mirip dengan media tanam hidroponik perlit. Perbedaannya terletak pada kemampuan serap dari masing-masing media tanam tersebut.. Bahan ini memiliki daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan perlit, dan bobot dari bahan ini cenderung lebih berat dari perlite. Bebatuan ini biasanya dikombinasikan dengan perlite dengan perbandingan tertentu.

Perlit

Perlit adalah media tanam anorganik,  berasal dari batu silika yang dipanaskan pada suhu tinggi sehingga mencair dan diubah ke dalam ukuran kecil. Kelebihan media tanam ini antara lain berkemampuan untuk menyimpan nutrisi atau unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah tinggi, memiliki sistem drainase yang cukup baik, memiliki pH netral, dan bobot yang sangat ringan. Penggunaan perlit sebagai media penopang tanaman sebaiknya dikombinasikan dengan bahan tanam bersifat organik agar tanaman dapat menyerap unsur-unsur hara secara lebih optimal.

Jika anda masih bingung media mana yang paling tepat untuk sistem hidroponik anda. Silahkan hubungi admin kami untuk membantu. Farmee.id juga menyediakan media tanam yang dapat anda lihat pada Instagram.

Teknologi Hidroponik di Jepang

Teknologi Hidroponik Yang Diterapkan di Jepang

Jepang adalah negara yang cukup maju dalam hal teknologi. Jepang memperkirakan akan terjadi lonjakan penduduk secara global yang cukup tinggi di tahun 2050, yakni sebesar 2,5 Miliar jiwa. Hal itu dapat menyebabkan lahan untuk pertanian akan semakin sempit di berbagai negara termasuk di Jepang. Luas lahan pertanian Jepang saat ini sebesar 25% dari wilayah negara tersebut. Sehingga, mereka melihat hidroponik sebagai salah satu solusi yang tepat untuk pertanian Jepang di masa depan. Saat ini Jepang sedang mengembangkan berbagai teknologi hidroponik untuk perkembangan pertanian masa depan.

Kualitas teknologi Jepang tidak diragukan lagi.  Bisa dibilang mereka adalah salah satu negara terbesar dalam hal produksi dan aplikasi teknologi. Sehingga penerapan teknologi  tidak bisa dipisahkan dari aspek kehidupan negara.  Mulai dari robot, otomotif, perabotan rumah tangga, sampai pertanian pun mereka sudah menggunakan teknologi yang cukup canggih.

Hidroponik di Jepang sendiri juga sudah menggunakan teknologi yang cukup canggih sehingga dapat menghasilkan hasil panen yang lebih berkualitas dan jumlahnya lebih banyak.. Berikut adalah contoh pemanfaatan teknologi canggih pada Hidroponik di Jepang :

Teknologi LED

Teknologi pencahayaan LED di Jepang cukup banyak digunakan khususnya di tempat-tempat yang sangat minim sinar matahari. LED ini sendiri berperan sebagai substitusi dari sinar matahari. Sehingga, hidroponik di Jepang dapat dibudidayakan dimana saja

High Pressure Sodium Vapor Lamp (Lampu Uap Natrium Tekanan Tinggi)

Urban Farming dapat diaplikasikan dengan memanfaatkan barang-barang tidak terpakai seperti; kaleng cat bekas, paralon, hingga botol air bekas dapat digunakan sebagai wadah penanaman. Bahkan sisa-sisa sampah makanan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk alami bagi tanaman dengan proses dan olahan yang tepat.

Komputer

Penggunaan Komputer pada budidaya hidroponik di Jepang berperan sebagai penyuplai air kepada tanaman, pengatur cahaya dan juga pengatur temperatur sehingga sangat mirip dengan temperatur di kebun yang asli.

Rice Transplanter

Mesin ini disebut sebagai penanam padi otomatis. Di beberapa negara seperti Cina dan Taiwan sudah memakai teknologi ini namun dalam pengoperasiannya masih menggunakan tenaga manusia. Di Jepang, teknologi ini menggunakan mesin otomatis sehingga dapat menanam bibit padi secara serentak

Perkembangan teknologi dalam hidroponik yang ada di Jepang juga mulai diikuti oleh negara – negara lain seperti Singapura, Australia, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, teknologi seperti itu belum terlalu dikembangkan. Meskipun hidroponik di Indonesia juga mulai berkembang, tetapi penggunaan sistem tanam tanpa menggunakan tanah atau hidroponik di Indonesia masih cukup rendah. Pola tanam tanaman Indonesia sebagian besar masih menggunakan tanah sebagai media tanam. Selain itu, biaya yang akan timbul pada penggunaan teknologi pada hidroponik di Indonesia akan cukup tinggi. Hal itu dikarenakan sangat jarang orang yang memiliki teknologi tersebut di Indonesia sehingga petani harus memesannya dari negara lain. Di Kawasan Asia Tenggara saja, Indonesia masih kalah dari Vietnam, Malaysia dan Thailand dalam perkembangan sistem tanam hidroponik